Sukabumi – Wajahnya polos, tidak ada ekspresi khusus, namun tangannya yang kecoklatan hitam itu cekat mengais dan memotong setiap batang padi dengan alat pemtong tradisional yang sering kita sebut “ani-ani” atau ketam. Itulah aktivitas sebagian petani di Kasepuhan Sinar Resmi yang sedang memanen padi yang telah ditanam enam bulan lalu di sawah mereka di antara lereng-lereng pegunungan halimun (26/03/14).
Akhir bulan Maret ini memang awal dimulainya panen padi di kasepuhan Sinar Resmi yang puncaknya akan terjadi pada dua bulan ke depan. Panen padi di kasepuhan Sinar Resmi bukan sekedar memanen dari apa yang sudah ditanam. Akan tetapi memanen adalah sebagian dari aktivitas budaya lokal yang penuh dengan nilai-nilai penghargaan terhadap alam. Maka tidak sembarangan dalam penggunaan alat, proses pasca panen dan yang lainnya pun harus sesuai dengan nilai adat yang saat ini masih dipegang kuat.
Misal dalam hal penggunaan alat panen, tidak ada sabit apalagi mesin pemanen padi yang canggih. Atau dalam hal penanganan paska panen, kita tidak akan pernah melihat mesin pengering dan penggilingan padi modern. Kita akan terkagum saat mata memandang deretan padi dalam bentuk ikatan-ikatan yang tersebar di setiap sisi jalan persawahan tanpa mereka harus takut hilang ketika dijemur.
Maka ketika Abah Asep Nugraha sebagai ketua adat kasepuhan Sinar Resmi ditanya tentang panen padi tahun ini beliau menjawab singkat, “..alhamdulillah tahun ini hasilnya nampak lebih bagus, padinya berisi dan mudah2an berkah”. Sungguh ekspresi jawaban yang sederhana namun sarat makna, yakni tawadu’ dan penuh syukur.
Hiruk pikuk di luar, saat tahun politik ini berlangsung sebagian besar warga kasepuhan Sinar Resmi tidak terusik, mereka harmoni dengan sesama. Demikian pula saat sebagian orang di luar termasuk para tokoh dan para pengambil kebijakan sibuk membincangkan kekhawatiran krisis pangan dan lemahnya kedaulatan negeri ini, warga kasepuhan Sinar Resmi tidak galau sedikit pun. Karena mereka, komunitas kasepuhan telah memahami bagaimana menjaga kedaulatan pangan dan hidup selaras dengan alam ini. Dan ini adalah nilai penting dalam mehahami rasa syukur itu kepada Allah SWT, dengan menjaga dan memelihara apa yang telah menjadi karuniaNya.
Pertanian Sehat Indonesia Dompet Dhuafa melaui program Bank Benih di Kasepuhan Sinar Resmi, mendorong dan memperkuat sistem pelestarian benih-benih padi lokal untuk masa depan generasi bangsa ini. Dan saat melihat para petani sedang panen, rasa syukur itu semakin kuat. Karena Allah SWT telah memberikan rizkinya yang maha luas kepada hamba-hambanya, yang semua itu harus disyukuri. (Dim).