Pertanian Sehat Indonesia

Kembali ke Jagung Hemat dan Murah

MEDIA INDONESIA – Tiap karung berisi sekitar 30 kg jagung. Ia menyisihkan satu karung untuk keperluan membuat nasi jagung sebagai cadangan pangan empat anggota keluarganya selama satu bulan.

PIPIT, 40, sibuk mengupas jagung-jagung hasil panen di depan halaman rumahnya di Dusun Petiran, Desa Pager Gunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Senin (2/3) siang.
Beberapa karung berisi jagung teronggok di sudut halaman rumah. Jagung yang sudah dikupas dipisahkan dalam wadah sebuah karung bersih, sedangkan kulit jagung dan rambut jagung diletakkan terpisah di karung lainnya. Ia dibantu mertuanya, Sukarto, 77, mengupas seluruh jagung yang baru saja dipetik di lereng Gunung Sumbing.

Suaminya, Medi, 42, bertugas mengangkut jagung dari kebun ke rumahnya.Menurut rencana, jagung sebanyak 2 kuintal dari hasil panennya itu akan diolah menjadi nasi jagung. “Kami sekeluarga mulai makan nasi jagung sejak harga beras mahal. Ini makanan alternatif pengganti beras sekaligus untuk menghemat beras,“ ungkapnya.

Di dusunnya harga beras kualitas medium sudah mencapai Rp11 ribu per kg.Pipit biasanya membeli satu karung dengan berat 25 kg, yang hanya cukup dipakai selama dua minggu. “Kalau harga beras Rp8.000 per kg atau di bawah itu, pasti saya dan keluarga akan membeli beras. Namun, sekarang harga beras Rp11 ribu per kilogram. Jadi untuk kebutuhan makanan pokok enam anggota keluarga di rumah, kami memakan nasi jagung,“ imbuhnya.

Pipit terakhir kalinya membeli beras tiga minggu lalu. Stok beras di rumahnya masih cukup. Namun, ia menyiasati agar beras tidak cepat habis, untuk kebutuhan pangan diselingi dengan jagung.

Sukarto menimpali, jika memakan nasi jagung, keluarganya tidak perlu mengeluarkan uang. Jagung tersebut diambil dari kebunnya seluas 0,5 hektare. “Jadi ada hikmahnya juga saat harga beras tinggi, kami bisa menghemat beras dan uang karena memilih makan nasi jagung,“ terang Sukarto.

Kepala Dusun Petiran, Dahwam, 47, menyebutkan di dusunnya terdapat 135 kepala keluarga. Hampir seluruh warganya mengonsumsi nasi jagung sebagai makanan alternatif.

Dahwam mengaku telah memanen empat karung jagung dari sepetak lahannya.

Tiap karung berisi sekitar 30 kilogram jagung. Ia menyisihkan satu karung untuk keperluan membuat nasi jagung sebagai cadang an pangan empat anggota keluarganya selama satu bulan, sedangkan tiga karung jagung lainnya ia jual ke pasar dengan harga Rp3.000 per kg.

“Kami merasakan dampak tingginya harga beras.

Memang dahulu kami kerap mengonsumsi jagung, tapi seiring berjalannya waktu, kami mengonsumsi beras.Sekarang kembali jagung lagi. Soalnya perbandingan harga beras dan jagung empat banding satu,“ kata Dahwam.

Dusun yang dipimpinnya itu juga mendapatkan bantuan beras untuk warga miskin yang dijual seharga Rp1.600 per kg. Setiap kepala keluarga memperoleh 3 kg raskin dengan harga Rp6.500. Sisa pembelian raskin dimasukkan ke kas dusun. Pemkab Temanggung telah menyalurkan raskin periode Januari pada 18 Februari lalu dan akan berakhir pada hari ini. (Tosiani/N-4)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.