hello world
hello world
Content Igt Slot Machine Reviews No Free Games Fever Games Bonus Slot Machines Free Games Casino World Free Slots When factoring in bonuses and additional compensation, a Slot Technician at IGT can expect to make an average total pay of $28 . See all Slot Technician salaries to learn how this stacks up in the market. There is no deposit required and you can play the fully featured demo game in your browser. It is playable with 15p per spin with a coin size of 0.01 to 100 and minimum and maximum coins per line at 1.
Download microsoft office activator to access full features of Microsoft Office products. ✓ Activate easily with tools like KMS Auto or Microsoft Toolkit. ➔ Get started now!
Windows 8.1 activation key generator is your go-to tool for generating activation keys for Windows 8.1. ✓ Activate your system effortlessly for both 32-bit and 64-bit versions ➔ Get started now!
KARO – Bicara geografis gunung ternyata dengan mudah menemukan komoditas yang satu ini. Komoditas apalagi kalau bukan kopi. Bahkan kopi yang dihasilkan dan tumbuh di tanah-tanah vulkanis, konon memiliki ciri, aroma dan rasa yang unik. Tanaman kopi yang tumbuh di Desa Gung Pinto, Karo termasuk salah satu kopi yang cukup diminati oleh pasar kopi. Namun sayang harga jualnya belum terlalu bagus dikarenakan kualitas biji kopi belum dipanen sesuai kematangannya. Tanaman kopi yang ada di areal Desa Gung Pinto ditanam di pinggir-pinggir kebun milik petani. Tanpa perawatan khusus, sehingga hasilnyapun belum maksimal. Kopi robusta yang tumbuh rata-rata sudah berumur 3 hingga 5 tahun dalam kondisi yang beragam. Beberapa petani mengaku mendapatkan bibit dari sekitar wilayah Berastagi. Kejelasan varietas memerlukan studi yang lebih lanjut. Saat ini panen sudah lebih baik dari sebelumnya. Karena yang dipanen merupakan kopi yang sudah cukup matang hingga yang matang di pohon. Hasil panenan sudah bisa langsung dihuller di Paguyuban Maka Mehuli dengan upah berkisar 250 rupiah per kilogram buah kopi. Pasta yang menjadi penanggungjawab huller milik Paguyuban Maka Mehuli ini merasa senang bisa membantu kawan-kawan petani. Upah giling yang 100 rupiah per kilo menjadi hak atas tenaga yang dicurahkan. Artinya menambah pendapatan harian dari proses pengupasan kulit kopi tersebut. Biasanya dia dibantu oleh istrinya. Biji kopi yang sudah digiling, akan dimasukkan dalam karung agar terfermasi antara 8-12 jam oleh pemilik biji kopi. Selanjutnya dikeringkan dengan kondisi masih ada kulit ari. Pembeli dari Berastagi atau Medan lebih memilih jenis kopi dalam tahap ini dibanding dalam bentuk green bean. Bagi petani Desa Gung Pinto dan sekitarnya, bahwa kopi merupakan tanaman penyelamat saat mereka membutuhkan dana sewaktu-waktu. Sebagian petani mengibaratkan pohon kopi sebagai tabungan mereka. Semoga, kelak mereka juga semakin sadar untuk merawat pohon-pohon mereka agar tabungannya semakin banyak. Semoga lambat laun tingkat kesejahteraan mereka akan lebih baik. [jodi]
KARO – Sebagian besar masyarakat Desa Gung Pinto, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo berprofesi sebagai petani. Lahan yang terhampar luas sudah terbagi sesuai kepemilikannya. Sebagian lahan dioptimalkan sebagai lahan pertanian dengan komoditas hortikultura. Namun tidak jarang komoditas hortikulturanya sebagai tanaman tumpang sari dari tanaman kopi dan jeruk. Lahan yang subur tersebut sempat ditinggalkan beberapa saat karena terjadi erupsi Gunung Sinabung. Sekembalinya masyarakat ke Desa Gung Pinto nyaris tanpa memiliki modal untuk bekerja. Pohon-pohon kopi dan jeruk yang selamat dirawat kembali dan yang rusak diganti dengan tanaman baru dengan cara menyisihkan keuntungan dari bertanam ubi, buncis dan lain-lain. Seiring waktu berjalan, masyarakat mulai menanam komoditas sayuran yang sedikit lebih baik dalam harga jual. Komoditas sayuran yang ditanam diantaranya kentang, cabe, tomat, kol dan brokoli. Beberapa petani memperbaiki tanaman kopi dan jeruk. Harga jual komoditas sayuran di Gung Pinto sering mengalami fluktuasi, seperti juga di wilayah areal pertanian sayuran di seluruh Indonesia. Saat harga komoditas sayuran turun hingga tidak menyisakan margin bagi petani, komoditas kopi dan jeruk masyarakat Desa Gung Pinto berfungsi sebagai tabungan. Hasil penjualan kopi dan jeruk untuk penutup kebutuhan rumah tangga dan anak sekolah atau keperluan lainnya. Saat ini kondisi beberapa petani di Desa Gung Pinto, terutama yang tergabung dalam Paguyuban Maka Mehuli sedikit terbantu dengan adanya program Sinabung Bangkit yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa dan dibina oleh Pertanian Sehat Indonesia. Sistem pengelola dana bantuan Recovery Bencana Erupsi Gunung Sinabung sudah dijalankan dengan cukup baik. [Jodi]
TEMANGGUNG – Salah satu daerah penghasil kopi robusta terbaik Indonesia adalah Temanggung. Walau sebelumnya orang mengira bahwa Temanggung hanya penghasil tembakau terbaik. Kondisi geografis di beberapa bentangan Temanggung seperti daerah Kaloran, Kemloko ini cocok untuk komoditas kopi robusta. Hasil panen kopi robusta asal Temanggung tahun 2012 mencapai 8.518 ton (BPS, 2012). Pedagang kopi dari luar daerah pun banyak yang membeli kopi jenis ini untuk pasar domestik maupun ekspor. Namun sayang pendapatan petani kopi belum baik. Dompet Dhuafa menginisiasi Program Petani Berdikari yang menyasar masyarakat kurang mampu dan sulit mendapatkan akses pengembangan komoditas kopi. Anggota yang bersedia mengikrarkan diri menjadi kelompok sebanyak 100 orang dalam 10 kelompok. Masing-masing kelompok kurang lebih beranggotakan 10 kepala keluarga. Paguyuban Buana Sari merupakan organisasi masyarakat Dusun Kemloko Desa Tempuran, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung yang dibentuk oleh masyarakat penerima bantuan program Petani Berdikari Dompet Dhuafa. Mereka awalnya menginginkan wadah koperasi, namun dikarenakan suatu hal akhirnya bentuknya Paguyuban. “Tidak apa-apa asal bisa bermanfaat untuk masyarakat,” demikian disampaikan Intichani, Ketua Paguyuban Buana Sari. Program dimulai tahun 2011 mencakup warga Desa Tempuran. Diharapkan petani mampu mengakses pasar komoditas kopi dengan hasil lebih baik. Namun saat ini Program Petani Berdikari Dompet Dhuafa telah mampu mempengaruhi pola masyarakat dalam menangani produk kopi. Mulai perawatan kebun, panen, hingga penanganan pasca panen. Masyarakat secara intensif menerima pelatihan hingga mampu membangun komunitas melalui mekanisme program. Perangkat pengolahan pasca panen pun diserahkan kepada masyarakat guna meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kopi. Kebersamaan petani kopi juga tercermin dengan peningkatan aset yang dimiliki oleh paguyuban. Sebuah gudang, ruang pertemuan dan kios saprotan berhasil didirikan oleh sebagian swadaya masyarakat dan cukup megah untuk ukuran wilayah Kemloko. Peningkatan omzet komoditas kopi mencapai 15% per tahun. Apakah mereka cukup puas? Paguyuban Buana Sari masih ingin berupaya sungguh-sungguh untuk peningkatan pendapat masyarakat. Baik yang berstatus anggota maupun masyarakat yang belum tergabung dalam anggota. Tidak hanya sampai itu, paguyuban ini ingin membangun desa wisata kopi. Semoga semuanya bisa terlaksana. /jo
PONOROGO – Klaster Mandiri Dompet Dhuafa basis pertanian di Desa Kwajon, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo sudah berlangsung 2 tahun. Petani bergabung dalam wadah koperasi produsen yaitu Koperasi Makmur Sentosa. Program dilaksanakan Pertanian Sehat Indonesia tersebut bermanfaat bagi petani. Manfaat tentang budidaya pertanian sehat dan kemudahan mendapatkan sarana produksi pertanian. Selain juga ada manfaat sosial di masyarakat terutama anak muda yang tergabung. Semangat pemuda untuk menjadi petani dan kebersamaan yang kuat antar anggota. Perubahan kebiasaan dalam akidah Islam berkat sentuhan program. Sebelumnya di lingkungan Desa Kwajon menjadi tempat pemabuk dan penjudi. Tempat yang biasa digunakan untuk mabuk-mabukan tiap malam pemuda berubah menjadi gudang. Program menggandeng anggota mayoritas anak muda. Mereka sebelumnya menganggur menjadi ada kegiatan positif. Seiring dengan itu kebiasaan mabuk-mabukan mulai berkurang. Pertemuan dua minggu sekali mendatangkan penceramah agama dapat menambah keimanan anggota. Alhamdulillah sekarang para pemuda di Desa Kwajon sudah tidak mabuk-mabukan dan judi. Mereka yang sebelumnya tidak sholat sekarang sudah menjalankan sholat. Itulah manfaat positif secara moral dan sosial dari program ini. Selain dari manfaat secara ekonomi dan teknologi pertanian. [hus]
JAKARTA – Forum kopi Indonesia sudah terbentuk dengan nama SCOPI (Sustainable Coffee Platform Of Indonesia) dalam bahasa Indonesia berarti kemitraan untuk kopi berkelanjutan Indonesia (KKBI). SCOPI sebagai forum pembelajaran dan aksi bersama perkopian Indonesia dengan tujuan mempromosikan dan meningkatkan public private partnership di dalam komoditi kopi untuk mencapai kesempatan ekonomi untuk petani, ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan. Pada gelaran Sustainable Coffee Events, SCOPI mengadakan workshop National Curriculum for GAP (Good Agricultural Practices) di ruang workshop JIEXPO Hall C3 Kemayoran, Jakarta, Sabtu (24/10). Workshop membahas silabus kurikulum nasional dan manual pelatihan kopi robusta berkelanjutan di Indonesia. Silabus yang disusun akan menjadi panduan bagi penyuluh lapang dan petani kopi. SCOPI akan mendorong sertifikasi kopi sesuai standar yang diinginkan nasional kemudian juga mengadopsi standar sustainable yang diinginkan konsumen internasional seperti yang diterapkan di Eropa dan Amerika Serikat. “Buku panduan diharapkan dapat dipahami tenaga penyuluh baik swadaya, swakarsa, dan mandiri serta petani kopi,” ungkap Imam Suharto, Senior Coffee Program Manager The Sustainable Trade Initiative (IDH). Imam mengatakan, stakeholder kopi Indonesia menginginkan buku yang akan diterbitkan lebih baik dari terbitan Brasil dan Vietnam. Semoga dengan dengan workshop ini menelurkan panduan yang mudah diterapkan petani. [DIK]
PONOROGO – Permasalahan pertanian tidak ada habisnya, dari kesulitan mencari pupuk, harga anjlok waktu panen dan berbagai hama pertanian. Pada musim tanam padi yang pertama petani relatif lebih mudah dalam pengolahan, pemeliharaan tanaman, dan lebih murah dalam pembiayaan tanam sampai panen. Sedikit sekali hama dan kendala dalam musim tanam pertama tersebut. Memasuki musim tanam kedua, musim tanam yang sangat sulit. Banyak sekali biaya yang dikeluarkan mulai dari masalah air dan hama yang banyak. Dengan berkurangnya curah hujan maka petani harus menambah anggaran biaya untuk pengairan padi, karena jika tidak diairi maka padi tidak akan berisi. Karena cuaca yang mulai panas dan tanah yang sudah kering pengairan ini bisa sampai empat hari sekali, jadi biaya yang dikeluarkan jadi semakin membengkak. Yang paling menyesakkan petani dan paling sulit diatasi adalah hama wereng. Ketika petani sudah mulai bisa tersenyum karena padi sudah mulai berisi dan menunggu panen, tiba-tiba padi diserang hama wereng dan langsung kering. Akibatnya petani jadi gagal panen. Sudah banyak biaya yang dikeluarkan begitu sudah mau panen padi mati semua diserang hama wereng. Itulah berbagai kendala yang dihadapi petani di Ponorogo pada musim tanam kedua. Mungkin sama halnya yang dialami petani pada umumnya di Indonesia. [hus]