SINABUNG – Bencana erupsi Gunung Sinabung awal tahun 2014 telah menyisakan duka mendalam. Bukan hanya korban jiwa, perekonomianpun lumpuh total. Pertanian sebagai basis sektor nyarit tidak bergerak, banyak tanaman yang tidak terselamatkan akibat luapan abu vulkanik sinabung.
Menurut penuturan pejabat Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Karo, prediksi kerugian ekonomi secara akumulatif dari sektor pertanian diperkirakan mencapai 1 trilyun. Maklum, pertanian sinabung merupakan sektor andalan ekonomi bukan hanya Kabupaten Karo tetapi juga propinsi Sumatera Utara.
Dompet Dhuafa sangat respek terhadap bencana sinabung, tim kebencanaan Dompet Dhuafa yakni DMC langsung terjun ke lapangan untuk melakukan penanganan secara darurat dengan memberikan bantuan logistik dan trauma healing serta sekolah ceria. Kini pasca bencana erupsi, Dompet Dhuafa kembali beraksi dengan program pemulihan ekonomi.
Program pemulihan ekonomi yang dilakukan Dompet Dhuafa mengambil tema besar “Sinabung Bangkit”. Tema besar ini secara psikologis ingin mengajak masyarakat untuk bangkit secara ekonomi, kembali ke kebun-kebun untuk mengembangkan pertanian sebagai sumber pendapatan mereka dan melupakan bencana yang sudah terjadi. Basis ekonomi pengembangan program adalah sektor pertanian khususnya komoditas hortikultura.
Secara konseptual, program sinabung bangkit melakukan pendekatan pendampingan komunitas sebagai strategi program. Ada dua penguatan selama proses pendampingan program berjalan, yakni penguatan dari sisi Community Development dan penguatan usahatani sebagai kegiatan agribisnis. Dengan strategi tersebut diharapkan tujuan program yakni peningkatan pendapatan komunitas dari sektor pertanian dapat dicapai dan secara komunitas, hubungan sosial mereka pun semakin kuat.
Input program Dompet Dhuafa untuk Sinabung Bangkit dari sisi pembiayaan mencapai Rp 400.890.000 dengan komponen pembiayaan mulai dari bantuan modal ushatani, penguatan kapasitas petani dan kelembagaan lokal, kegiatan demonstrasi plot untuk tanaman sayur hingga untuk biaya manajemen dan pendampingan program. Dengan input program sebesar itu tim pelaksana program yakni Pertanian Sehat Indonesia salah satu CE Dompet Dhuafa mentargetkan hasil usahatani dampingan yang fokus untuk tanaman kentang, kubis dan cabai mencapai Rp 982.2000.000. Nilai yang cukup besar untuk dampak pemulihan ekonomi bagi masyarakat Sinabung, Karo.
Konsentrasi program Sinabung Bangkit Dompet Dhuafa berlokasi di Desa Gung Pinto, Kec. Naman Teran, Kab. Karo. Program ini akan melibatkan 50 KK petani sebagai mitra dampingan program untuk target budidaya tanaman sayur seluas minimal 15 Ha. Melalui proses partisipatif, telah terbentuk 5 kelompok tani dan sebuah paguyuban petani “Maka Mehuli” sebagai wadah bagi pengembangan sektor pertanian di sinabung khususnya di Desa Gung Pinto. Maka Mehuli sendiri artinya menjadi lebih baik, nama dari bahasa lokal yang menggugah dan memberi motivasi bagi masa depan masyarakat sinabung agar lebih baik lagi. Bangkitlah Petani Sinabung untuk Mndiri! (Dim).