MEDIA INDONESIA – HATI siapa tak senang melihat hamparan sawah nan luas menghijau. Rumpun padi gemuk-gemuk dengan bulir penuh berisi, kedelai dan kacang hijau dengan biji bulat dan besar, serta jagung dengan tongkol besar penuh biji siap dipetik?
Pemandangan menyenangkan itulah yang terlihat saat mengunjungi tanaman pangan yang dipajang pada Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan 2014 yang digelar di Desa Karangduren, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kemarin.
Hamparan sawah seluas kurang lebih 3,5 hektare itu merupakan laboratorium lapangan unjuk kerja perbenihan tanaman pangan dari Direktorat Tanaman Pangan Kementerian Pertanian yang dilaksanakan melalui Balai Pengawasan dan Sertifi kasi Benih Jawa Tengah.
Ada 128 varietas yang ditanam di lokasi tersebut. Terdiri dari padi inbrida, padi hibrida, padi lokal, talas, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, jagung hibrida, jagung komposit, ubi jalar, dan ubi kayu.
Setiap varietas tidak hanya unggul dari sisi jumlah produksi, tetapi juga memiliki ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit yang selama ini menjadi musuh nomor satu para petani. Seperti wereng cokelat, wereng hijau, ulat grayak, dan karat daun.
Misalnya, padi inbrida bestari. Varietas itu tahan wereng cokelat biotipe 1,2 dan agak tahan wereng biotipe 3. Dari sisi produktivitas, tanaman padi dengan usia tanam 115 hari hingga 120 hari itu mampu menghasilkan 9,42 ton gabah per hektare.
Lalu ada juga kedelai mutiara 1 yang tahan terhadap penyakit karat daun, penyakit bercak atau kawat daun cokelat, dan hama penggerek pucuk. Kedelai berumur tanam 82 hari, dengan hasil 4,1 ton per hektare.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkagumkagum dan meminta agar benih-benih unggul bermutu itu disosialisasikan kepada para petani. “Beritahukan ke petani, ini lo ada varietas lokal yang bagus. Jika diperlakukan dengan caracara yang benar, hasilnya luar biasa,” tegasnya.
Ganjar optimistis jika para petani memanfaatkan benih varietas unggul buah karya anak negeri, hasil panen mereka akan bertambah. Itu berarti kesejahteraan mereka juga akan meningkat.
“Kalau kesejahteraan petani meningkat dan hasil panen mereka terus bertambah, ketahanan dan kedaulatan pangan pasti bisa kita wujudkan,” ungkap Ganjar.
Tidak salah jika orang nomor satu Jawa Tengah itu meminta agar informasi keberadaan benih varietas unggul itu disebarluaskan kepada para petani. Pasalnya, dari 128 varietas itu, baru sedikit yang dikenal dan ditanam petani.
Hal itu diakui Kepala Balai Pengawasan dan Sertifi kasi Benih Jateng Neni Ernawati. Ia mengatakan kekayaan jumlah varietas tanaman pangan yang dimiliki Indonesia sesungguhnya luar biasa banyak. Akann tetapi, belum banyak yang dimanfaatkan petani.
Neni berharap Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan 2014 itu bisa menyosialisasikan keberadaan dan manfaat penggunaan benih bermutu kepada para petani, utamanya potensi kuantitas dan kualitas hasil panen.
Di samping itu, kegiatan pameran benih unggul itu juga dalam rangka mendukung upaya mewujudkan kemandirian benih. Benih lokal Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hal itu menjadi sangat penting terutama jika dikaitkan dengan kesiapan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
“Pada gilirannya, penggunaan benih bermutu ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah, khususnya Jateng, untuk mewujudkan kedaulatan pangan,” kata Neni optimistis. (Ferdinand/N-2)