(Catatan di kaki Gunung Sinabung, Medan)
SINABUNG – Di saat banyak generasi muda bangsa ini yang enggan bergelut dalam dunia pertanian, kondisi berbeda terjadi di kawasan sekitar Gunung Sinabung, Kabupaten Karo. Areal perkebunan yang masih terbuka penuh dengan berbagai jenis tanaman, mulai dari sayuran seperti kentang, kubis, cabai dan yang lainnya hingga tanaman buah seperti buah markisa hingga terong belanda. Sungguh menakjubkan, betapa negeri ini kaya dengan berbagai sumberdaya pertanian yang jika dikelola dengan baik tentu akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa.
Muhammad Ismail Nasution, pemuda asli Desa Gung Pinto yang saat ini lebih tertarik untuk fokus bertanam sayuran untuk masa depan ekonomi rumah tangganya. Ikatan batiniyah antara dirinya dengan ladang telah mengalahkan keinginannya untuk bekerja di luar pertanian. Pemuda lulusan SMA ini dulu memang sempat kerja kantoran di sebuah bank di ibukota kabupaten, namun dia hanya bertahan tiga bulan. Menurut dia “getah ladang” telah mengikatkan dirinya untuk kembali ke kebun, kembali untuk bertani.
Hitungan ekonominya logis, saat kerja di kantoran dia hanya mendapatkan gaji dua jutaan/bulan. Sementara saat kerja di kebun pendapatannya lebih dari itu. Sebagai contoh pasca sinabung meletus, bersama orang tuanya dia menanam sayuran kubis yang hasilnya mencapai 20 ton, saat itu perkilo harganya Rp 1000. Jadi dalam waktu yang tidak terlalu lama yakni 3 bulanan dia bisa ngantongi uang 20 juta.
Saat ini bang mail, sebuatan pemuda tani sinabung ini sedang menanam cabe dan sebagaian tomat. Saat ditanya, masihkah ada keinginan untuk kerja di luar pertanian dengan tegas dia jawab, tidak!. Dia beralasan, selain nikmatnya getah kebun yang dia rasakan, ke depan menurut dia sektor pertanian sangat prospek untuk masa depan bisnis pertaniannya. Apalagi sinabung secara alamiyah memiliki keunggulan sektor pertanian yang sangat besar. Produk Sinabung bukan hanya memasok kebutuhan daerah lain, tetapi juga sampai ke luar negeri.
Begitulah idealisme pemuda tani sinabung yang selayaknya diikuti oleh sebagian besar masyarakat kita terutama para pemudanya. Dan ini tentu perlu didukung oleh kita semua. Maka layak untuk bang mail dan beberapa temen seusianya di sinabung disebut sebagai “pejuang” pangan negeri ini yang sesungguhnya. (dim).