Pertanian Sehat Indonesia

Pentingnya Analisis Residu Pestisida

Pestisida-pestisida tersebut terdiri dari bebagai bahan aktif yang efek racun terhadap manusia berbeda-beda.  Berikut ini adalah gambaran dari efek racun golongan pestisida kimia yang banyak beredar di Indonesia :

Parakuat

  • Paraquat adalah bahan racun yang sangat kuat yang dapat mengakibatkan luka serius pada kulit, mata, hidung, dan tenggorokan.
  • Paraquat dapat menyebabkan bisul pada kulit dan tenggorokan, dan juga pendarahan hebat pada hidung.
  • Paraquat merusak kuku jari, kadang hingga lepas.
  • Paraquat juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati dan ginjal.
  • Pestisida parakuat ini banyak digunakan untuk meberantas gulma.
  • Paraquat dapat menyebabkan luka pada paru-paru yang dapat menyebabkan kematian kerena sulit bernafas.

Senyawa Organoklorin

Secara kimia tergolong insektisida yang toksisitas relatif rendah akan tetapi mampu bertahan lama dalam lingkungan. Racun ini bersifat mengganggu susunan syaraf dan larut dalam lemak. Contoh insektisida ini pada tahun 1874 ditemukan DDT (Dikloro Difenil Tri Kloroetana) oleh Zeidler seorang sarjana kimia dari Jerman. Pada tahun 1973 diketahui bahwa DDT ini ternyata sangat membahayakan bagi kehidupan maupun lingkungan, karena meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan. DDT sangat stabil baik di air, di tanah, dalam jaringan tanaman dan hewan.

Tanda-tanda keracunan organoklorin:

  • keracunan pada dosis rendah, si penderita merasa pusing-pusing, mual, sakit kepala, tidak dapat berkonsentrasi secara sempurna.
  • keracunan dosis yang tinggi dapat kejang-kejang, muntah dan dapat terjadi hambatan pernafasan.

Pestisida yang tergolong organoklorin ini diantaranya pestisida berbahan aktif Lindan, DDT, Endrin, Aldrin, Heptaklor, Endosulfan, Dieldrin.

Senyawa organofosfat

Racun ini merupakan penghambat yang kuat dari enzim cholinesterase pada syaraf. Asetyl cholin berakumulasi pada persimpangan-persimpangan syaraf yang disebabkan oleh aktivitas cholinesterase dan menghalangi penyampaian rangsangan syaraf kelenjar dan otot-otot. Organofosfat disintesis pertama kali di Jerman pada awal perang dunia ke-II.  Organofosfat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang. Termakan hanya dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan beberapa milligram untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa.

Organofosfat masuk kedalam tubuh melalui kulit, mulut dan saluran pernafasan. Organofosfat terikat dengan enzim dalam darah yang berfungsi mengatur kerja syaraf, yaitu cholinesterase. Apabila cholinesterase terikat, maka enzim ini tidak dapat melaksanakan tugasnya dalam tubuh terutama meneruskan pengiriman perintah kepada otot-otot tertentu sehingga senantiasa otot-otot bergerak tanpa dapat dikendalikan. Gejala ini muncul dengan cepat yakni dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam. Golongan ini sangat toksik untuk hewan bertulang belakang.

Gejala-gejala yang timbul antara lain: mula-mula sakit kepala, gangguan penglihatan, muntah-muntah dan merasa lemah, segera diikuti sesak nafas, banyak kelenjar cairan hidung, banyak keringat dan air mata, lemah dan akhirnya kelumpuhan otot-otot rangka, bingung, sukar bicara, kejang-kejang dan koma. Kematian disebabkan kelumpuhan otot-otot pernafasan. Kematian dapat terjadi dalam waktu lima menit sampai beberapa hari karena itu pengobatan harus secepat mungkin dilakukan.

Pestisida yang masuk golongan Organifosfat ini antara lain : Diazinon, Penitrotion, Malation, Klorfirifos, Metidation, Paration, Profenopos

Senyawa karbamat

Gejala keracunan karbamat sama dengan gejala keracunan organofosfat yaitu mula-mula sakit kepala, gangguan penglihatan, muntah dan merasa lemah. Segera diikuti sesak nafas, banyak kelenjar cairan hidung, banyak keringat dan air mata, lemah dan akhirnya kelumpuhan otot-otot rangka, bingung, sukar bicara, kejang-kejang dan koma. Kematian disebabkan kelumpuhan otot-otot pernafasan. Kematian dapat terjadi dalam waktu lima menit sampai beberapa hari. Karena itu pengobatan harus secepat mungkin dilakukan.

Pestisida yang termasuk Karbamat yaitu yang berbahan aktif Karbopuran, Karbaril, Tiodikarb, Butyl-Phenyl-n Methyl Carbamate

3 thoughts on “Pentingnya Analisis Residu Pestisida”

  1. Dear all…saya lagi studi tentang pencemaran tanah oleh pestisida dan upaya mengatasinya. langkah awal tentunya perlu analisa pestisida dalam tanah itu sendiri. ada gak teman-teman yang punya info tentang bagaimana metoda analisa dari pestisida dalam tanah ? terima kasih sebelumnya,, jawaban bisa langsung ke email saya, dengan menghubungi moderator..

  2. Setahu saya Beras SAE diuji secara rutin di Balai Uji Residu Biokimia di Bogor. Mungkin mereka bisa memberikan informasi.
    Kalau boleh tahu apa yang akan dianalisa/dibahas berkaitan dengan residu bahan kimia didalam tanah? Biasanya kecil sekali karena tanah memiliki sistem terpadu termasuk kemampuan mendegradasi unsur lain dengan adanya sifat kimia, fisik dan biologi tanah.
    Salam sharing.

  3. Terima kasih…Saya baru menyusun HACCP , salah satunya adalah Analisis bahaya Raw Material Beras terkait Residu Pestisidanya…untuk mencari batasan apa aja yang harus di analisa pada Beras.?

    terima kasih banyak…

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.