Cianjur – Kunjungan salah satu Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Eri Sudewo (45), Jumat (19/4/2013) ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Al-Ikhwan disambut hangat petani. Cianjur – Kunjungan salah satu Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Eri Sudewo (45), Jumat (19/4/2013) ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Al-Ikhwan disambut hangat petani. Sedikitnya hadir 30 petani mewakili Gapoktan yang berada di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.
Kunjungan tersebut dalam rangka peninjauan pembangunan penggilingan padi komunitas. Hari itu petani sedang melakukan ujicoba pengoperasian mesin.
Saat ditanya Eri Sudewo latar belakang berdirinya penggilingan padi komunitas, petani menjawab bahwa ini merupakan bagian dari cita-cita petani untuk mengurangi konsumsi beras Raskin.
“Dengan adanya penggilingan ini, harapannya dapat menyediakan beras berkualitas dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Selama ini masyarakat banyak yang mengkonsumsi Raskin. Konsumsi Raskin di Desa Sukaraharja mencapai 17 ton per bulan,” imbuh Aa Idam selaku pengurus Gapoktan.
Gapoktan Al-Ikhwan yang beranggotakan 209 petani merupakan binaan jejaring Dompet Dhuafa, PT Pertanian Sehat Indonesia (PSI), sejak tahun 2009 melalui Program Pemberdayaan Petani Sehat (P3S). Para pengurus Gapoktan menegaskan bahwa keberadaan program ini harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
“Kami berharap penggilingan padi ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi anggota Gapoktan melainkan juga bagi masyarakat di luar anggota”, tambah Aa Idam.
Eri Sudewo pun, dalam bincang-bincangnya dengan petani, memberikan motivasi agar keberadaan penggilingan padi komunitas ini bisa bertahan dan berkembang.
“Kunci keberlanjutan penggilingan padi ini terletak pada pengelolanya. Jika para pengelolanya jujur, amanah, dan komitmen membantu masyarakat maka keberadaan penggilingan ini akan berkelanjutan,” ujar Eri Sudewo. (DIFA)Sedikitnya hadir 30 petani mewakili Gapoktan yang berada di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.
Kunjungan tersebut dalam rangka peninjauan pembangunan penggilingan padi komunitas. Hari itu petani sedang melakukan ujicoba pengoperasian mesin.
Saat ditanya Eri Sudewo latar belakang berdirinya penggilingan padi komunitas, petani menjawab bahwa ini merupakan bagian dari cita-cita petani untuk mengurangi konsumsi beras raskin.
“Dengan adanya penggilingan ini, harapannya dapat menyediakan beras berkualitas dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Selama ini masyarakat banyak yang mengkonsumsi Raskin. Konsumsi Raskin di Desa Sukaraharja mencapai 17 ton per bulan,” imbuh Aa Idam selaku pengurus Gapoktan.
Gapoktan Al-Ikhwan yang beranggotakan 209 petani merupakan binaan jejaring Dompet Dhuafa, PT Pertanian Sehat Indonesia (PSI), sejak tahun 2009 melalui Program Pemberdayaan Petani Sehat (P3S). Para pengurus Gapoktan menegaskan bahwa keberadaan program ini harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
“Kami berharap penggilingan padi ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi anggota Gapoktan melainkan juga bagi masyarakat di luar anggota”, tambah Aa Idam.
Eri Sudewo pun, dalam bincang-bincangnya dengan petani, memberikan motivasi agar keberadaan penggilingan padi komunitas ini bisa bertahan dan berkembang.
“Kunci keberlanjutan penggilingan padi ini terletak pada pengelolanya. Jika para pengelolanya jujur, amanah, dan komitmen membantu masyarakat maka keberadaan penggilingan ini akan berkelanjutan,” ujar Eri Sudewo. (DIFA)