JAKARTA – Jeruk adalah saah satu buah yang sangat digemari masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Meski mampu menghasilkan jeruk sendiri, Indonesia kerap mengimpor jeruk dari China yang memiliki rasa manis, segar, dan tanpa biji.
Keadaan itu pun mendasari peneliti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prita Sari Dewi untuk melakukan penelitian guna menghasilkan varietas jeruk unggulan. Bukan saja untuk menghasilkan jeruk tanpa biji, inovasi besutan Prita juga dapat berbunga lebih dini dibanding biasanya.
“Penggunaan tetua mandul jantan (male sterile) merupakan metode yang paling banyak digunakan di Jepang dalam upaya perakitan varietas unggul jeruk tanpa biji dan pewarisan sifat mandul jantan inilah yang saya teliti,” ujar Prita, seperti dinukil dari laman Unsoed, Rabu (2/4/2014).
Dalam penelitiannya, Dosen Fakultas Pertanian Unsoed itu melakukan persilangan menggunakan 17 varietas dan kultivar jeruk asal Jepang, China, Eropa, dan Amerika Serikat sebagai tetua.
“Pola pewarisan ini sangat unik karena melibatkan pewarisan luar inti yaitu di sitoplasma dan dalam inti yang terdiri dari tiga gen dengan pola pewarisan yang kompleks, hasil penelitian ini sangat berguna pada upaya perakitan tanaman jeruk tanpa biji,” jelas lulusan S-3 Biosciences and Bioenvironmental Sciences Kyushu University Jepang itu.
Selain menghasilkan jeruk tanpa biji, penerima penghargaan International Citrus Congress 2012 Student Grant, Valencia Spain and Kyushu University Award for International Conference itu juga menemukan tentang pembungaan dini tanaman jeruk. Aksesi jeruk dengan sifat pembungaan dini merupakan objek yang sangat menarik dalam upaya mempercepat analisis genetik.
“Hasil penelitian ini menunjukkan, aksesi jeruk yang berasal dari tetua pummelo (jeruk besar) dan kerabat dekatnya serta beberapa jenis Yuzu, mandarin dan kerabat dekatnya memiliki kemampuan berbunga lebih dini mencapai 1-20 persen dari total populasi,” tutur Prita.
Ke depan, Prita berniat untuk terus mengembangkan penelitian dari hasil yang telah diperoleh itu. Namun, dia akan menggunakan varietas lokal. “Saat ini saya ingin mengembangkan jeruk tanpa biji menggunakan genotipe lokal Indonesia,” ungkap lulusan S-2 School of Biosciences the University of Nottingham, Inggris itu. (mrg)
Sumber: Okezone
Foto : Prita Sari Dewi kembangkan varietas jeruk tanpa biji dan berbunga lebih cepat/Unsoed