Pertanian Sehat Indonesia

Robot Gedek, Pengering Gabah dari UGM

JAKARTA – Melihat bentuknya, tidak ada yang menyangka jika inovasi pengering gabah itu dijuluki robot. Sebab, alat yang dinamakan Robot Gedek itu terbuat dari anyaman bambu yang biasa digunakan sebagai dinding rumah (gedek) bukan logam layaknya robot.

Julukan tersebut keukeuh digunakan sang pencipta Ridho Andika untuk menamakan tabung berukuran besar dengan tinggi tiga meter itu. Inovasi tersebut difungsikan bukan untuk memadamkan api seperti halnya robot buatan mahasiswa lainnya, melainkan sebagai pengering gabah.

Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu, terdiri dari gedek, kayu, pipa logam, dan heater. Robot Gedek tersebut menyita waktu selama dua bulan pengerjaan untuk dapat berfungsi dengan maksimal.

Ridho mengatakan, alat tersebut diharapkan bisa membantu petani untuk mempercepat mengeringkan gabah milik mereka setelah panen. “Cukup lima sampai enam jam, gabah seberat 300 kilogram (kg) langsung bisa cepat kering,” kata Ridho, seperti dilansir oleh Okezone, Rabu (9/4/2014).

Dia mengaku, ide untuk membuat Robot Gedek awalnya untuk keperluan tugas penulisan skripsi. Dia berkeinginan untuk membantu petani yang selama ini kesulitan mengeringkan gabah saat kondisi cuaca tidak mendukung. “Padahal jika gabah kurang kering bisa mengurangi hasil kualitas beras,” papar pemuda kelahiran Jakarta 23 tahun silam itu.

Pemilihan bahan dari gedek pada inovasi yang menelan biaya Rp1 juta itu, kata Ridho, karena harga yang relatif murah dan mudah didapat. Apalagi gedek memiliki daya tahan terhadap udara panas yang disalurkan lewat pipa yang berdiameter 3 desimeter.

“Bahan gedek sangat fleksibel. Saya kira petani nanti bisa membuatnya sendiri,” jelas Ridho.

Untuk bisa mengeringkan gabah, Ridho menggunakan heater dengan daya 2.000 watt yang dipinjamkan dari pihak fakultas. Dari heater yang disambungkan listrik ini bisa menyalurkan udara panas lewat pipa yang terhubung pada bagian atas dan bawah penampung gabah yang terbuat dari gedek.

Temperatur yang dihasilkan dari heater tersebut berkisar antara 60-100 derajat celcius. “Bergantung pemanas yang kita tambahkan,” ungkapnya.

Robot Gedek itu juga dilengkapi juga dengan alat pengukur tingkat kadar air gabah yang dinamakan moisture meter. Untuk mengecek, alat deteksi dimasukkan pada lubang yang ada di dinding gedek. “Setelah lima sampai enam jam dikeringkan, kadar air gabah sekira 12 persen. Sesuai dengan kadar kering gabah yang disyaratkan,” tutur Ridho.

Meski hanya untuk keperluan skripsi, alat pengering gabah buatan Ridho itu sudah memiliki calon konsume, yakni seorang pedagang beras dari Dusun Selokerto, Turi, Sleman. Namun, hingga saat ini Ridho belum berpikir untuk membisniskan alatnya tersebut. (ade)

Sumber: Okezone
Ridho Andika, pencipta robot gedek. (Foto: dokumentasi UGM)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.