TRENGGALEK – Hingga saat ini praktek usahatani di pedesaan masih menjadi usaha yg marginal, selain karena faktor subsisten orientasi usahataninya pun tidak dirancang sebagai aktivitas bisnis yang menguntungkan. Maka tidak mengherankan jika sebagian besar pelaku usahatani di pedesaan hidup dalam keterbatasan, baik secara ekonomi maupun secara sosial.
Secara ekonomi, data statistik menunjukan bahwa angka kemiskinan terbesar di negeri ini menumpuk di masyarakat pedesaan. Pun demikian secara sosial, masyarakat desa tidak memiliki posisi tawar yang kuat dalam menentukan kebijakan negeri ini, arus migrasi pedesaan untuk jadi TKI secara langsung telah menghancurkan institusi keluarga akibat bekerja di luar negeri, tingkat pendidikannya pun rata-rata masih rendah.
Dompet Dhuafa melalui Pertanian Sehat Indonesia, melihat persoalan petani di pedesaan menjadi masalah yang serius bukan hanya dalam perspektif ekonomi dan kemiskinan semata. Lebih jauh dari itu, manakala masalah pertanian tidak dituntaskan maka dampaknya dapat sampai ke aspek ancaman krisis pangan nasional. Untuk itu Dompet Dhuafa secara khusus mendesain berbagai program berbasis pertanian, baik pada rentang waktu yg bersifat panjang maupun jangka pendek.
Mengisi momentum ramadhan yang penuh berkah ini, Dompet Dhuafa kembali melakukan aksi untuk petani Indonesia dalam konteks membangun kewirausahaan petani. Ramadhan Agropreneur Dompet Dhuafa diawali di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (15/07/2014) . Lebih dari 50 petani hadir selain undangan khusus dari dinas pertanian setempat.
Ramadhan Agropreneur merupakan program penguatan kapasitas petani untuk membangun mindset usahatani dengan orientasi bisnis. Praktisnya, kegiatan ini selain memberikan pelatihan teknis masalah budidaya pertanian dan aspek terkait lainnya, juga ada sessi khusus diskusi pertanian dengan melibatkan pihak-pihak terkait termasuk dari dinas pertanian kabupaten setempat dalam format sarasehan.
Selain di Trenggalek, sesuai jadwal yang telah disusun Ramadhan Agropreneur Dompet Dhuafa juga akan hadir di Wonosobo dan Pandeglang pada tanggal 17 Juli 2014. Di Trenggalek, atas dukungan berbagai pihak alhamdulillah telah berjalan dengan baik dengan antusiasme peserta sangat luar biasa.
Semoga kemudahan akan dirasakan sama untuk lokasi Wonosobo dan Pandeglang. Dan terpenting dari itu, semoga kegiatan ini akan semakin meneguhkan para petani pedesaan sebagai pelaku utama dari rantai bisnis usahatani yang memberikan dampak luas bagi kesyabilan pangan negeri ini. (OM DIM)