TEMANGGUNG – Kabupaten Temanggung merupakan penghasil kopi robusta yang patut diperhitungkan keberadaannya selain dari tembakau yang sudah dikenal oleh banyak masyarakat diluar kabupaten tersebut. Jika dilihat dari hasil panen perkebunan, kopi merupakan komoditas yang menjanjikan karena permintaan pasar yang belum tercukupi. Apalagi pasar dunia juga membutuhkan komoditas tersebut.
Diawali dengan program Community Farming (CF) kopi Pertanian Sehat Indonesia (PSI) – Dompet Dhuafa memberanikan diri masuk dalam fase awal program dengan membuat kelompok – kelompok petani kopi rakyat dan disatukan dalam manajemen koordinasi terpusat paguyuban kopi. Diharapkan dengan Program CF aktivitas produksi hingga pengolahan kopi rakyat lebih terstandar dan berkualitas. Sehingga produk masyarakat dapat memasuki pasar dengan harga bersaing.
Disisi lain keberadaan petani sebagai motor produksi dan pemerintah sebagai pencetus regulasi sudah selayaknya bersama – sama bahu membahu mengangkat komoditas kopi tersebut. Dengan demikian keinginan untuk memajukan kopi temanggung ke keperingkat nasional hingga bahkan ke pasar internasional dapat menjadi kenyataan.
Peluncuran produk kopi robusta kemloko dan pembekalan pasar dilaksanakan di Balai Pertemuan Paguyuban Buana Sari Dusun Kemloko, Desa Tempuran, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Senin (22/09/2014).
Potensi kopi di Kemloko dapat dikenal lebih luas oleh pecinta kopi di Indonesia dan selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan petani kopi. Selain itu juga disampaikan bahwa untuk menciptakan suatu produk dengan branding tertentu tidaklah mudah, sehingga dibutuhkan usaha yang konsisten dan sungguh-sungguh terutama dalam segi kualitas produk yang dihasilkan.
Setelah acara seremoni dilanjutkan dengan kegiatan lomba menyangrai kopi yang diikuti 10 orang perwakilan kelompok yang ada di paguyuban Buana Sari. Dengan juri Pratikto dari APEKI Kabupaten Temanggung. Hasil akhir adalah cita rasa kopi yang dihasilkan, tetapi dalam penyampaian penjurian disampaikan pula saran mulai dari kopi beras sampai hasil sangrai. Peserta masih awam dalam proses produksi kopi bubuk tetapi dengan acara lomba dan masukan dari juri diharapkan pengetahuan dan ketrampilan peserta semakin meningkat.
Acara ditutup dengan peluncuran kopi Kemloko dengan Merk Berlian SAE yang turut disaksikan pula oleh tamu undangan, Dompet Dhuafa Jateng dan para petani mitra.