Pertanian Sehat Indonesia

Pemandirian Program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa Kabupaten Ponorogo

Bogor – Program Klaster Mandiri (KM) merupakan program pemberdayaan berbasis kawasan yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa dengan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peserta program baik dalam aspek ekonomi, pendidikan maupun kesehatan. Sehingga diharapkan mampu mengurangi tingkat keparahan kemiskinan melalui program terintegerasi  yang meliputi program penguatan ekonomi dan sosial.

Program KM di Kabupaten Ponorogo menyasar kecamatan Bungkal sebagai tempat pelaksanaan program. Program yang telah dijalankan antara lain: Program Pemberdayaan Ekonomi berbasis pertanian di Desa Kwajon dengan total nilai program 398.625.000 dan Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Peternakan di Desa Sambilawang dengan total nilai program 411.740.000. Sedangkan program sosial diantaranya adalah program air untuk kehidupan dengan pembangunan sumur-sumur air, pengiriman dai untuk kegiatan dakwah islam, program layanan kesehatan gratis, taman bacaan serta beasiswa untuk siswa kurang mampu.

Program KM dalam pemberdayaan ekonomi baik peternakan dan pertanian memiliki strategi antara lain: Pertama Pendekatan program melalui pembangunan kelompok usaha atau lembaga lokal seperti koperasi secara partisipatif, Kedua terdapat pendampingan langsung program oleh pendamping yang tinggal di lokasi, Ketiga Peningkatan Kapasitas SDM mitra program, Keempat Menciptakan dan Mengembangkan usaha produktif sesuai potensi lokal, Kelima Membangun Kader Lokal untuk meneruskan program dan Keenam Menjalin kerjasama dengan lintas stake holder baik dari pemerintah maupun swasta.

Implementasi program KM sudah sesuai dengan strategi di atas. Progam KM Pertanian maupun Peternakan sudah berjalan selama lebih dari 2 tahun sejak tahun 2013. Sesuai dengan tahapan pendampingan program saat ini sudah masuk tahap untuk pemandirian. Artinya kelembagaan lokal yang sudah terbentuk akan diberikan mandat untuk melanjutkan aktivitas terencana untuk mewujudkan cita-cita program dan secara mandiri mengelola dan mengembangkan aset komunitas tanpa pendampingan intensif seperti selama program.

Pencapaian output program sudah tampak nyata di komunitas dampingan, diantaranya Pencapaian Pemberdayaan Peternakan yaitu: masyarakat memiliki kelompok peternak dan telah menjadi Koperasi Peternak ”Babar Pinangkar” jumlah anggota 59 KK dengan No. BH. 616/BH/XVI.21/2015, mitra telah memiliki ternak dan memperoleh pengetahuan teknis dalam beternak, koperasi juga telah memiliki sarana memadai seperti kandang. Adapun jenis usaha yang dijalankan oleh koperasi saat ini antara lain: perbibitan dan penggemukan ternak, jual-beli ternak, penjualan pakan ternak, jasa akikah dan lain-lain.

Ternak yang disalurkan untuk Program Klaster Mandiri Ponorogo adalah Kambing Jawarandu. Populasi awal ternak sebanyak 148 ekor, terdiri dari 5 ekor pejantan, 110 ekor induk betina, 11 ekor anak jantan, 11 ekor anak betina, 10 ekor bakalan jantan dan 1 ekor bakalan betina. Populasi akhir ternak program sebanyak 195 ekor, terdiri dari 5 ekor pejantan, 106 ekor induk betina, 25 ekor anak jantan, 26 ekor anak betina, 31 ekor bakalan jantan, dan 1 ekor bakalan betina.

Pencapaian Pemberdayaan Pertanian yaitu: masyarakat memiliki kelompok tani dan diwadahi oleh koperasi Pertanian Makmur Sentosa (Nomor Badan Hukum 615/BH/XVI.21/2015) dengan jumlah anggota 54 KK dengan luasan sawah 20,6 Ha, kemampuan mitra dalam teknis budidaya padi ramah lingkungan meningkat sehingga mampu menghasilkan padi bebas residu (sudah lulus uji Laboratorium Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Bogor) dengan kemampuan kontinyuitas produksi minimal 1,25 ton beras/bulan, Kemampuan teknis mitra dalam manajemen usaha  sehingga mampu mengembangkan usaha koperasi. Tersedianya sarana alat dan mesin pertanian seperti mesin penggiling padi dan mesin pembuatan kompos. Koperasi Makmur Sentosa saat ini telah menjalankan usaha antara lain: perdagangan pupuk dan benih, produksi beras sehat, produksi kompos organik, pembibitan dan produksi pepaya calina, jasa penggilingan padi.

Proses berikutnya yang diharapkan pasca pemandirian program adalah kemampuan lembaga lokal – koperasi pertanian maupun koperasi peternakan untuk mampu eksis melanjutkan kegiatan keorganisasian maupun usaha dan berkembang menjadi organisasi yang mapan dan memberikan manfaat kepada para anggota dan masyarakat secara luas. Oleh karena itulah dukungan dari berbagai pihak, baik instasi pemerintah Kab. Ponorogo maupun swasta, menjadi hal yang penting untuk membantu koperasi baik dalam usaha peningkatan kapasitas para kader lokal maupun kerjasama pengembangan usaha dan pasar guna meningkatkan kapasitas usaha koperasi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.