MEDIA INDONESIA – SEDIKITNYA 8.000 hek tare areal persawahan di sejumlah kabupaten di Kalimantan Selatan pada tahun ini tidak bisa ditanami. Penyebabnya kondisi cuaca buruk dalam beberapa hari terakhir. Cuaca buruk juga menyebabkan mundurnya musim tanam.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Selatan Faturahman mengatakan musim tanam periode Oktober-Maret mengalami kemunduran sehingga panen tertunda. Musim tanam April-September juga mundur. “Musim tanam mungkin baru bisa dimulai sebulan ke depan atau Mei mendatang,“ ujar Faturahman, kemarin.
Cuaca buruk yang melanda beberapa wilayah belakangan ini dikhawatirkan akan memengaruhi ketahanan pangan di daerah. Pada tahun lalu produksi padi Kalsel hanya 1,9 juta ton gabah kering giling (GKG), tidak memenuhi target yang ditetapkan sebanyak 2,1 juta ton GKG. Adapun target tahun ini 2,2 juta ton GKG.
“Maraknya bencana banjir dan anomali cuaca menyebabkan sebagian lahan pertanian tidak bisa ditanam karena terendam, termasuk lahan rawa lebak,“ imbuhnya.
Faturahman mencontohkan anomali cuaca yang dimaksud ialah hujan turun di saat musim kemarau. Pada tahun lalu anomali cuaca menyebabkan 40 ribu hektare areal pertanian di lahan rawa pada sejumlah kabupaten tidak bisa ditanami. Saat memasuki musim kemarau, luas lahan rawa lebak di Kalsel yang bisa ditanami mencapai 190 ribu hektare.
Untuk meningkatkan produksi padi, dinas pertanian setempat akan mengupayakan peningkatan intensitas tanam karena baru 70 ribu hektare lahan pertanian yang bisa ditanami dua kali dalam setahun. Luas lahan secara keseluruhan mencapai 519 ribu hektare.
Serangan hama
Selain faktor cuaca, hama pengganggu tanaman juga mengancam lahan tanaman pangan di beberapa wilayah. Serangan hama penganggu tanaman pertanian wereng cokelat mulai mengganas di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Wereng cokelat mulai merusak tanaman padi ketan di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang Tomie Herawanto mengatakan serangan hama wereng yang cukup meresahkan itu bisa menyebabkan gagal panen. Saat ini, 20 hektare lahan tanaman padi ketan, yang berpotensi menghasilkan rata-rata 5 ton per hektare, terancam gagal panen karena ancaman wereng cokelat. Ada dugaan wereng cokelat tersebut migrasi dari Kabupaten Blitar.
Laporan adanya hama wereng cokelat diketahui setelah para produsen keripik rengginang di Kecamatan Sumberpucung mengeluhkan pasokan beras ketan yang menurun drastis. Selain wereng cokelat, hama lainnya ialah kaper, yang menyerang tanaman sayuran di Kecamatan Pujon, Ngantang, dan Kasembon.
Sejumlah petani kubis dan sawi mengaku merugi Rp5 juta-Rp20 juta akibat serangan hama kaper.
Sementara itu di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, serangan hama tikus mulai merusak tanaman padi di Desa Rias, Kecamatan Toboali.
Muklais, petani Desa Rias, mengungkapkan hampir seperempat hektare tanaman padinya yang berumur tiga bulan rusak setelah diserang tikus. “Tidak hanya di sawah saya, persawahan lainnya juga diserang hama tikus. Kami bisa terancam gagal panen karena tanaman padi yang sudah hampir panen habis dimakan tikus,“ keluhnya. (BN/RF/N-3)
DENY SUSANTO ([email protected])
Sumber: Media Indonesia