BOGOR – Menguasai pangan berarti mengontrol kehidupan. Jargon yang seyogyanya memberikan ketenangan dalam berkehidupan dan bernegara kini berubah menjadi ancaman. Pangan yang sejatinya milik dan hak setiap makhluk hidup menjadi alat untuk mengontrol kehidupan. Alhasil, berbagai strategi penguasaan pangan pun dilakukan oleh korporasi melalui penguasaan benih, penguasaan pupuk, kampanye penggunaan pestisida dan penguasaan lahan-lahan pertanian. Akibatnya, saban musim tanam tiba petani merogoh kantongnya lebih dalam untuk melanjutkan budidaya di lahannya.
Isu pangan menjadi isu penting saat ini dan saat yang akan datang. Berbagai persoalan di hulu pertanian sampai saat ini masih sangat memprihatinkan, seperti penurunan produksi pertanian, konversi lahan, serangan hama penyakit, konversi dari produksi pangan ke energi dan yang lainnya. Hal tersebut tidak jarang berakibat pada kelangkaan dan mahalnya harga pangan. Dampak dari mahalnya harga pangan bahkan telah menimbulkan gejolak di berbagai negara seperti Bolivia, Madagaskar, Haiti, Ethiopia, Pakistan, Kamerun, Senegal, Filipina, Indonesia, dan negara-negara lain.
Benih yang seharusnya menjadi kekayaan kaum tani semakin mahal dan terkadang sulit diperoleh. Keanekaragaman hayati yang menjadi ciri khas negeri ini tidak tercermin dalam keragamana benih yang ditanam petani. Benih lokal ditinggalkan bahkan impor benih sering dilakukan. Penguasaan benih dan pangan oleh segelintir orang (dalam korporasi) sangat menghawatirkan karena mengancam kehidupan manusia. Tentu hal ini tidak dapat dibiarkan.
Dialog Nasional Kedaulatan Benih Untuk Membangun Kedaulatan Pangan merupakan media untuk berbagi gagasan, pengalaman dan pameran produk yang berkaitan dengan kedaulatan benih dan kedaulatan pangan. Kegiatan yang diadakan oleh Dompet Dhuafa melalui organ Community Enterprise Pertanian Sehat Indonesia dan Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) diharapkan dapat menjadikan isu kedaulatan benih dan kedaulatan pangan menjadi isu bersama, memberikan rekomendasi/ usulan kepada pemerintah terhadap pelibatan peran petani secara langsung pada upaya-upaya penciptaan kedaulatan pangan, serta memunculkan aksi nyata dalam mewujudkannya. Lebih jauh, kegiatan ini bertujuan membangun kerangka kerja pelestarian benih, serta mewujudkan desa berdaulat benih dan pangan.
Kegiatan ini direncanakan diikuti lebih dari 300 petani dari berbagai wilayah di Indonesia, dan menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan diantaranya Prof Dwi Andreas Santosa (Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia), Dr. Hajrial Aswidinnoor (Pemulia Tanaman, Institut Pertanian Bogor), Ahmad Juwaini (Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa/Pertanian Sehat Indonesia), Direktorat Jendral Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI, Dr. Anies Baswedan (Tim transisi Jokowi-JK), dan Abah Asep Nugraha (Pemangku kedaulatan pangan adat Kasepuhan Sinar Resmi).