Semua orang pasti tahu benih tanaman, atau minimal pernah dengan istilah itu. Bentuk fisiknya umumnya memang kecil. Kecuali benih kelapa tentunya. Atau ada yang selain kelapa yang lebih besar?
Tapi dari bentuknya yang kecil tersebut benih dapat menghidupi banyak orang. Benih tanaman sejatinya memang cikal bakal tanaman yang akan menghasilkan sesuatu yang dapat dimakan untuk kehidupan. Tapi selain itu, industri benih banyak menjadi andalan penghidupan petani benih di Jember, Nganjuk, Tulungagung, Kediri, Blitar.
Dari benih muncul juga banyak persoalan. Benih bisa menjadi media implerialisme bentuk baru, silang sengketa, ketamakan, harapan kehidupan. Masih belum hilang dalam ingatan kita akan kasus Tukirin pada tahun 2005. Petani yang malang ini dituntut oleh perusahaan benih jagung terkenal gara-gara menjual benih jagung hasil kebunnya sendiri. Tukirin dilaporkan ke polisi dengan tuntutan melakukan pembenihan ilegal. Kasus serupa yang tidak terekspos bisa jadi lebih banyak lagi.
Bentuk baru pejajahan melalui benih bisa jadi akan muncul di masa yang akan datang. Perusahaan multinasional bioteknologi Monsanto telah mengembangkan benih Terminator. Demikian juga Novartis Swiss dengan Traitor dan Zeneca dengan Verminator yang intinya sama. Benih tanaman tersebut akan membunuh turunannya, kecuali diberi pemicu bahan kimia yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Benih-benih tanaman itu telah disusupi dengan gen “suicide seed“ sehingga petani tidak akan dapat lagi menyisihkan hasil panennya untuk dijadikan benih, karena turunan pertamanya tidak dapat tumbuh. Setiap kali menanam, petani harus membeli benih dari perusahaan/agen, sehingga ketergantungan petani terhadap benih tersebut makin besar.
Benih juga bisa memunculkan harapan.
Senin, 25 Juni 2012, Pertanian Sehat Indonesia kedatangan 2 orang dari Kalimantan Tengah. Seorang petani dan putranya. Dari ceritanya, mereka berdua telah melakukan perjalanan di beberapa kota di Jawa Barat seperti Karawang, Padalarang, Cipanas, dan Bogor. Mereka bisa dikatakan sedang melakukan studi banding bidang pertanian padi dengan harapan hasil produksi di daerahnya bisa meningkat.
Harapan terbesarnya adalah bisa menemukan benih padi unggul yang melebihi benih varietas Ciherang yang sekarang mulai banyak ditanam di sana menggantikan jenis varietas Inpari. Harapan akan keberlangungan kehidupan dari benih juga terjadi di belahan bumi lain. Sekelompok ilmuwan yang benih padi unggul yang melebihi benih varietas Ciherang yang sekarang mulai banyak ditanam di sana menggantikan jenis varietas Inpari.
Harapan akan keberlangungan kehidupan dari benih juga terjadi di belahan bumi lain. Sekelompok ilmuwan yang diprakarsai pemerintah Norwegia merancang tempat penyimpanan benih yang bisa bertahan berabad-abad lamanya meskipun berbagai infrastruktur hancur lebur. Sebuah gudang telah dibangun untuk menjamin ketersediaan pangan dunia dari kehancuran besar hari kiamat. Gudang ini berfungsi sebagai bank yang menyimpan dan mengamankan benih tanaman akibat perang nuklir dan bencana alam.
Nama gudang tersebut adalah Svalbard Global Seed Vault (SGSV) atau Gudang Penyimpanan Benih Svalbard yang dibangun di Kepulauan Svalbard, berjarak sekitar 1300 km dari kutub utara. Gudang dibangun di dalam gunung karang yang diliputi es kutub yang super dingin. Gudang ini diperkirakan bisa menampung sekitar 2,25 milyar jenis benih tanaman penting.
Walaupun dibangun oleh pemerintah Norwegia, gudang benih ini sebenarnya milik dunia. Sumber benih diambil dari berbagai belahan bumi dengan melibatkan pemerintah negara-negara di dunia, lembaga-lembaga internasional, LSM, organisasi petani, perusahaan dan ilmuwan. Gudang dikelola dengan bantuan pendanaan dari banyak pihak. Negara-negara memberikan pendanaan diantaranya Norwegia, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Australia dan Swedia.
Betapa pentingnya benih tanaman. Kerawanan pangan bisa saja timbul jika terjadi kerawanan benih. Mumupung belum kiamat, mari lestarikan kekayaan hayati kita. Banyak tanaman unggul yang kita miliki. Padi siam unus, pandan wangi, rojo lele jangan sampai hanya tinggal nama. Demikian juga tanaman unggul lain, belimbing dewa, durian petruk, dll harus dilestarikan dan dikembangkan. Jangan sampai anak cucu kita nantinya mengenalnya udah ada akhirannya “bangkok”. [hus]
Sumber :
http://ilmuwantani.blogspot.com/
Majalah Salam. 20 September 2007
http://www.mail-archive.com/[email protected]/