CIANJUR – Aktivitas pemberdayaan petani di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Cianjur sudah berjalan lima tahun. Hoer (45), Ketua Gapoktan Al-Ikhwan, memberi keterangan dalam acara silaturhami petani dengan Dompet Dhuafa dan pemerintah setempat, Kamis (26/06). Ia mengatakan bahwa Dompet Dhuafa melalui jejaringnya yaitu Pertanian Sehat Indonesia (PSI) masuk ke Desa Sukaraharja untuk melaksanakan program pemberdayaan pada tahun 2009.
Program pemberdayaan petani di Desa Sukaraharja yang kini bertajuk Program Lumbung Desa ini lebih mengedepankan konsep ketahanan pangan masyarakat desa.
Hoer menambahkan bahwa dalam kaitannya dengan ketahanan pangan, Gapoktan Al-Ikhwan telah menjalankan mekanisme sebagai berikut:
Pertama, menjual beras terjangkau. Beras sehat dengan kualitas baik namun harga terjangkau, sehingga masyarakat tidak lagi jatuh pada satu pilihan: Raskin.
Kedua, koperasi menyediakan penyimpanan gabah. Di saat panen, gabah melimpah harga rendah. Dalam kondisi tersebut petani dapat menyimpan gabahnya di koperasi dan bisa diambil saat paceklik (keaulitan pangan). Petani bisa mengambilnya dalam bentuk beras untuk dikonsumsi juga bisa dalam bentuk uang sesuai harga gabah saat itu.
Ketiga, santunan beras kepada fakir miskin yang pendanaannya diambil dari 20% keuntungan usaha koperasi. Pada tahun 2013 telah dilakukan pembagian beras cuma cuma untuk 30 fakir miskin.
Dalam acara silaturahmi tersebut, Eri Sudewo sebagai salah dewan pembina Dompet Dhuafa, menekankan kepada para petani untuk terus menebar manfaat ke petani lain. Ia menambahkan, Gapoktan Al-Ikhwan bisa membina Gapoktan lain di Cianjur.
Eri Sudewo memberi dukungan dan mendorong agar Gapoktan Al-Ikhwan menjadi tempat agrowisata. Ia menegaskan bahwa wisatawan bisa belajar dan berbaur dengan masyarakat. desa.
Sementara itu kepala desa dan camat setempat pun memberikan dukungan dan apresiasi atas keberhasilan Gapoktan Al-Ikhwan dalam membangun masyarakat.
“Saya pun tak mengira Gapoktan Al-Ikhwan bisa sebesar ini. Awalnya dulu saya mempersilahkan tanah bengkok desa digunakan bangunan saung petemuan petani. Namun sekarang tanah yg dimiliki Gapoktan terus meluas yang digunakan untuk mesin penggilingan padi, sawah dan kandang domba,” ujar Kepala Desa Sukaraharja.
Camat setempat pun siap memberi dukungan dan menawarkan agar Gapoktan Al-Ikhwan mau mengolah sampah pasar menjadi pupuk organik. Tentu saja pembuatan pupuk organik ini sejalan dengan aktivitas Gapoktan yang selama ini telah menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan dalam budidaya padi.
Itulah pernyataan berbagai pihak dalam acara silaturahmi petani dengan stakeholder. Sebelumnya, para tamu disuguhi hidangan makan siang khas pedesaan di saung Gapoktan Al-Ikhwan. Petani dan para tamu berbaur menyantap makanan yang hanya beralas daun pisang. Luar biasa nikmatnya. (dipa)