Pertanian Sehat Indonesia

Pupuk Hijau, Hadiah Alam untuk Memperbaiki Kesuburan Tanah (1)

Oleh: Arulanandam Vakeesan, Tharshani Nishanthan, dan Gunasingham Mikunthan

Penggunaan pupuk dan pestisida anorganik secara berlebihan mempengaruhi kualitas air dan tanah di Semenanjung Jaffna, Sri Lanka. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jaffna belajar mengenai pupuk hijau dan cara memperbaiki tanah dari petani.
Pupuk hijau juga berhasil digunakan untuk memperbarui tanah-tanah yang mengalami peningkatan kadar garam (salinasi) akibat tsunami. Praktik-praktik organik ini sekarang dipromosikan bersama dan oleh petani.

Tanah sehat akan menghasilkan tanaman sehat. Menjaga kesehatan tanah merupakan tugas berat bagi petani. Petani di Semenanjung Jaffna, Sri Lanka, tercatat sebagai pengkonsumsi pupuk dan pestisida anorganik per area budi daya tanaman yang sangat tinggi. Karenanya, air minum di daerah ini mengandung nitrat nitrogen di atas 10 mg/l, batas maksimum yang direkomendasi badan kesehatan dunia/WHO. Sekitar 65 persen sumur di lahan pertanian mengandung kelebihan nitrat nitrogen akibat pertanian intensif. Pestisida dalam jumlah besar digunakan di Semenanjung Jaffna ketika jalan utama ke seluruh negeri dibuka sebelum tahun 2006. Kini, tanah tercemar dan rusak.

Masyarakat umum, terutama petani, menyadari masalah-masalah itu dan ingin mengadopsi metode pertanian organik. Sebagai hadiah dari alam, pupuk hijau merupakan alternatif yang cocok untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Sebagian jaringan tanaman yang telah atau sedang terurai memberi makan organisme menguntungkan yang hidup dalam tanah. Organisme itu memperkaya tanah. Beberapa petani di daerah-daerah tertentu di Jaffna secara tradisional menggunakan pupuk hijau.

Mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Jaffna belajar dari petani, melalui kunjungan dan wawancara, mengenai cara petani memperkaya tanah secara organik, jenis tumbuhan untuk pupuk hijau, termasuk jenis tanaman yang dibudidayakan, serta kesulitan mereka dalam mempertahankan kesuburan tanah. Lebih dari 250 petani berpartisipasi dalam kajian dari tahun 2005 hingga 2007 ini. Petani dari daerah yang terpengaruh maupun tidak terpengaruh tsunami keduanya diwawancarai untuk mempelajari pengalaman berbeda saat menggunakan pupuk hijau sebagai asupan untuk memperbaiki tanah.

Tanaman-Tanaman yang Tergantung Pupuk Hijau

Sekitar 60 persen penduduk Jaffna adalah petani sayuran, serealia, tanaman komersial dan buah-buahan. Pupuk hijau dianggap sebagai asupan penting. Petani mengatakan bahwa dengan peningkatan dan efektivitas penggunaan pupuk hijau, pupuk kimiawi tidak diperlukan lagi. Selain itu, pupuk hijau menambah kandungan bahan organik, memperbaiki kekayaan tanah, serta meningkatkan hasil panen. Beberapa tanaman komersial tergantung pada pupuk hijau tertentu dan tanpanya tak ada harapan tercapai produksi lebih baik (lihat Tabel 1).

Tabel 1. Kombinasi Pupuk Hijau dan Tanaman yang Dipraktikkan di Jaffna

Thespesia populnea Tembakau, Anggur, Pisang
Crotalaria juncea (sejenis orok-orok) Tembakau, Bawang
Intaran (Azadirachta Indica) Tembakau, Anggur
Calotropis glgantia Bawang
Siwalan (Borassus flabellifer) Padi
Kacang hijau (Vigna radiata) Padi
Kacang hitam (Vigna mungo) Padi
Gliricidia sepium Padi, Kelapa
Nangka {Artocarpus heterophyllus) Kentang
Clausena indica Cabe

(bersambung..)

Arulanandam Vakeesan
Asisten Dosen Tharshani Nishanthan
Dosen Gunasingham Mikunthan
Kepala dan Supervisor Riset Departemen Biologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Jaffna
P.O.Box 57, Thirunelvely, Jaffna, Sri Lanka.
E-mail: [email protected]; [email protected];
[email protected]

Sumber : Majalah Salam 24 Juni 2008

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.