Sebuah Pengalaman dari program CSR Sinarmas Forestry Riau.
Ir. Undang Nurzihad, BScF. Alumni Akademi Ilmu Kehutanan. Direktur CSR Sinar Mas Forestry Wilayah Riau.
A. Sejarah Penyebaran Buah Naga (Dragon fruit)
Buah naga berasal dari Meksiko Amerika Tengah sebagian Amerika Utara dan kemudian menyebar ke Asia tahun 1870 yang dibawa dari Guyana oleh orang Perancis ke Vietnam, Taiwan, Thailand dan menyebar ke Indonesia pada tahun 2000 di Mojokerto, Jember dan daerah lain di Jawa Timur (Kristanto, 2009). Sedangkan buah naga masuk ke Riau tidak ada data yang pasti, untuk skala kebun, budidaya tanaman buah naga di BPPM (Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat) Sinarmas Forestry sudah mulai pada bulan Agustus tahun 2005 dan sampai sekarang masih berjalan dengan baik dengan jenis buah naga merah hati atau super red dan buah naga isi putih. Saat ini terus menambah koleksi yang lain seperti buah naga kuning dan buah naga hitam masih pada tahap skala kebun kecil.
B. Budidaya dan Pengendalian Hama Penyakit
1. Budidaya
Pada budidaya buah naga pengolahan tanah dilakukan sebelum dilakukannya penanaman merupakan hal yang sangat penting, jenis tanah yang berpasir atau sedikit berpasir merupakan faktor utama. Persiapan tiang panjatan yang berasal dari beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 220 cm sebagai penyangga tanaman dan setir bulat dibagian atas tiang beton sebagai penyangga sulur /cabang juga harus dipersiapkan.
Jarak tanam yang dipakai adalah 2 meter x 3 meter adalah jarak tanam yang ideal, buat lubang tanam dan tambahkan pupuk kandang 3 kg, pupuk NPK 100 gram, Rockphosfate 1 kg dan dolomit 0,5 kg.
Pasang tegak lurus tiang panjatan diantara lubang tanam dengan kedalaman 40 cm, sehingga ketinggian tiang naga menjadi 180 cm, hal ini untuk memudahkan kita pada saat panen buah. Penanaman bibit dilakukan dengan menggunakan stek panjang 80 cm dengan jarak 20 – 30 cm dari tiang panjatan sebanyak 4 bibit stek lalu diikat supaya bibit stek merapat ke tiang panjatan. Biasanya dengan menggunakan stek yang panjang akan cepat tumbuh tunas dan pertumbuhan tunasnya terlihat sehat.
Setelah 3 – 4 bulan setelah tanam perlu dilakukan pembumbunan, hal ini untuk menghindari pengaruh tumbuhnya jamur pengganggu dan aerasi tanah lebih baik, dan dengan pembumbunan juga bisa mengurangi genangan air di areal tanam pada saat musim hujan.
Pemupukan susulan dilakukan setelah tanaman berumur 4 bulan, pupuk kandang 5 kg dan pupuk NPK sebanyak 150 gram setiap tanaman. Pemupukan susulan dilakukan kembali setiap 4 bulan dengan dosis pupuk kandang 10 kg dan NPK 200 gram pertanaman.
Pemangkasan tanaman buah naga sangat berbeda dengan tanaman buah pada umumnya, pemilihan satu tunas terbaik untuk merambat naik hingga sampai ujung panjatan, lakukan pemotongan apabila tunas sampai ujung panjatan, biarkan tumbuh tunas baru dan lakukan seleksi untuk 3 tunas terbaik hingga 80 – 150 cm, tunas ini sering disebut sulur/cabang. Lakukan pemangkasan secara rutin setiap timbul tunas baru, sehingga pertumbuhan tanaman terfokus pada pembesaran sulur.
Setelah tanaman berumur satu tahun, baru dilakukan penambahan sulur, sehingga diharapkan ada 24-30 sulur yang sehat pada setiap tiang panjatan dan lakukan peremajaan sulur setiap 6 bulan sekali, peremajaan sulur dipilih untuk sulur yang sudah sering berbuah dan pertumbuhan sulur yang kurang optimal.
Berdasarkan pengalaman di BPPM, tanaman buah naga akan mulai belajar berbunga apabila tanaman sudah berumur 14 bulan, tentunya hal ini dipengaruhi dengan perawatan yang benar, pemupukan yang benar dan pemangkasan tunas yang benar. Persoalan yang sering terjadi adalah biasanya bunga pertama akan gugur tidak menjadi buah. Hal ini banyak disebabkan oleh penyerbukan yang kurang sempurna dan pemberian pupuk yang kurang seimbang, sehingga dengan kasus yang seperti ini bisa dengan cara menanam tanaman seperti jagung untuk merangsang datangnya lebah, sehingga lebah akan cepat mengenali bunga buah naga yang akhirnya bisa membantu penyerbukan. Sedangkan untuk pemupukannya perlu penambahan KCL 100 gram setiap tanaman. Dalam skala kecil, penyerbukan bisa dilakukan dengan cara penyerbukan bantuan manusia, tetapi dengan skala besar hal ini tidak mungkin dilakukan. Setelah bunga menjadi bakal buah yang ditandai dengan warna hijau pada pentil buah (bakal buah) maka buah akan terus membesar sesuai dengan waktu, biasanya kematangan buah dari sejak pentil sampai pada tingkat kematangan sempurna butuh waktu 50 sampai 55 hari.
2. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman buah naga biasanya bekicot, ini bisa dikendalikan dengan cara manual ronda pada saat sore sampai malam hari, dan dengan kondisi lahan yang bersih, keberadaan dan perkembangbiakan bekicot dapat ditekan. Sedangkan untuk hama burung, biasa menyerang buah yang masak, ini bisa dikendalikan dengan membungkus buah dengan plastik yang sudah dilubangi bagian bawahnya.
Pada awal penanaman tanaman buah naga sering mengalami pembusukan pada pangkal batang berwarna kecoklatan dan terdapat bulu putih, pembusukan tersebut umumnya diakibatkan oleh kelembapan tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur, penyebab penyakit ini yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Penyakit ini sering terjadi terutama pada bibit stek yang tidak bertangkai. Pengendalian dengan penyemprotan fungisida 14 hari sekali, jika terdapat gejala kekuningan pada pangkal batang maka penyemprotan dilakukan pada seluruh bagian sulur terutama bagian yang terjadi gejala kekuningan.
Pada kondisi serangan jamur atau gejala kekuningan sudah relatif banyak, maka perlakuan penyemprotan fungisida dilakukan 1 minggu sekali dengan jenis fungisida yang berbeda. Sedangkan untuk perawatan pencegahan, penyemprotan fungisida bisa dilakukan setiap 1 bulan sekali. Untuk kesehatan tanaman supaya maksimal, diperlukan juga penyemprotan pupuk daun setiap 1 bulan sekali.
Sumber: Workshop IKA Faperta IPB