Pertanian Sehat Indonesia

Beralih mengkonsumsi beras sehat BerlianSAE

Jangan Salah Pilih Beras!

Kalau mendengar kata plastik tentu yang terbayang oleh kita adalah peralatan rumah tangga dan berbagai peralatan baik otomotif maupun gadget termoderen yang selalu menjadi bagian dari aktivitas manusia.  Kata plastik juga mengingatkan pada kantong kemasan makanan dan minuman dan yang paling mudah ditemui adalah kantong plastik untuk bungkus aneka ragam makanan dan barang belanjaan atau lebih kerennya disebut kantong “kresek”.

Keberadaan plastik di satu sisi memudahkan manusia dalam menjalankan kehidupannya, tetapi di sisi lain limbah atau sampah plastik ternyata sulit untuk terurai sehingga menjadi limbah yang akhirnya menggunung dan mencemari lingkungan.  Meskipun dengan kemajuan teknologi, limbah plastik masih dapat didaur ulang menjadi produk-produk lainnya.

Heboh temuan beras sintetik yang salah satu bahan pembuatnya dari plastik secara langsung telah menampar kesadaran masyarakat bahwa intervensi bahan-bahan sintetis telah masuk ke dalam dunia pangan.  Kalau sebelumnya yang sempat terekspose adalah penggunaan bahan-bahan tambahan dan pengawet untuk makanan, maka saat ini sudah lebih parah bahan sintetis (plastik) sebagai bahan pembuat makanan (beras).

Beredarnya beras sintetis berbahan plastik secara tidak langsung juga sudah menyakiti dan melukai hasil kerja keras dari para petani.  Hasil jerih payah mereka mengolah lahan dan menjaga tanaman tak peduli terik dan hujan diserobot  oleh kerja mesin-mesin pabrik.  Sepertinya memang sudah menjadi sunatullah bahwa manusia ataupun mesin canggih tidak akan bisa menyamai ciptaan Allah yang sempurna.  Dibalik bentuk sempurna beras sintetik yang putih bening dan seragam, tetap rasa tidak ada yang bisa menyamai dengan nasi dari beras asli.

Dari beberapa temuan di lapangan ciri-ciri beras plastik antara lain : tekstur lebih halus, warna putih merata dan bening, apabila dimasak mengeluarkan air (air dan nasi tidak menyatu sempurna), rasa lebih tawar dan getir.  Dibandingkan dengan beras biasa : tekstur agak kasar, warna putih keruh dan ada warna seperti susu di tengahnya, apabila dimasak menyerap air (tidak berair), rasanya manis gurih karena ada kandungan karbohidrat.  Apabila dikonsumsi beras plastik bisa menyebabkan muntah-muntah dan diare.  Dalam jangka panjang dapat memicu kanker paru-paru dan hati.

Sudah saatnya konsumen juga harus mulai teliti terhadap bahan-bahan makanan yang akan dikonsumsi.  Jangan hanya fokus pada harga yang murah saja.  Biasakanlah untuk mencari tahu bagaimana prosesnya dan keamanannya tentu juga kehalalannya.  Terus ke mana bisa membeli beras yang asli ? Bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan atau kota kecil tentu masih relatif mudah, tinggal datang langsung ke penggilingan-penggilingan, ditunggu sebentar beras asli berkualitas tinggi sudah bisa dibawa pulang.  Bagi masyarakat yang tinggal di kota besar tentu harus lebih ekstra hati-hati, maka pengetahuan untuk membedakan beras plastik dan beras asli menjadi sangat penting. [KUS]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.