Pertanian Sehat Indonesia

Sukses Bertanam Pepaya Unggul (Bagian 2)

Oleh Prof. DR. Ir. SOBIR MS.
Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), LPPM, IPB

D. Mendapatkan Tanaman Bunga Hermaphrodite

Tanaman pepaya biasanya berbunga pada umur 3 – 6 bulan setelah dipindah tanamkan di lahan, sedangkan buah dapat dipanen pada umur 9 – 14 bulan.
Rentang waktu yang lama sejak penanaman hingga panen membuat seleksi pohon perlu dilakukan.Seleksi pohon merupakan kegiatan memilih pohon pepaya yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan, yakni sehat dan vigor (kekar).

Berdasarkan struktur bunga yang beragam, pohon pepaya dibedakan menjadi pohon pepaya jantan, pohon pepaya betina, dan pohon pepaya sempurna (hermaprodit).Untuk mendapatkan buah dan benih yang baik, perlu dilakukan seleksi untuk memilih pohon yang sempurna.Tujuan dari seleksi ini adalah agar penyerbukan bunga atau produksi buah dapat terjamin serta agar buah yang dihasilkan berbentuk menarik dan disukai konsumen. Berikut ini cara pemilihan pohon sempurna.

  1. Perhatikan bentuk bunga pertama yang muncul di pohon. Bunga pertama sempurna dan betina merupakan bunga tunggal yang tumbuh di ketiak daun, biasanya di ketiak daun ke-22. Bunga ini keluar saat tanaman berumur sekitar empat bulan.
  2. Petik bunga pertama, lalu tekan bagian ujung bunga dengan ibu jari hingga terbuka.
  3. Jika bunga pertama ini berupa bunga jantan, pohon ini merupakan pohon sempurna yang dapat dipertahankan. Bunga sempurna atau lengkap akan muncul 1 – 2 bulan kemudian.
  4. Jika bunga pertama yang muncul berupa bunga betina, pohon ini merupakan pohon betina. Pohon ini sebaiknya dibuang dengan cara dicabut.
  5. Dalam satu lubang tanam sebaiknya hanya disisakan satu pohon sempurna.
  6. Jika dalam satu lubang tanam terdapat lebih dari satu pohon sempurna, cabut pohon sempurna lain untuk menyulam tanaman yang mati atau tanam di lubang yang tidak memiliki satu pun pohon sempurna.
  7. Agar perakaran tanaman tidak rusak, pencabutan tanaman harus dilakukan secara hati-hati.

E. Menghasilkan buah papaya lebih manis

Rasa lebih manis merupakan kombinasi dari penyediaan dan penyimpanan hasil fotosintesis dalam buah. Karena itu, tanaman pepaya harus mendapatkan dukungan faktor yang menyokong fotosintesis dan penyimpanan yang efektif.Dengan demikian, tanaman membutuhkan keseimbangan unsur hara N dan K.

Berikut ini beberapa hal yang dapat ditempuh untuk memperoleh buah pepaya yang lebih manis.

  1. Pertahankan penyediaan air di perakaran tanaman dengan cara penambahan pupuk kandang (5 – 10 kg/pohon) dan kapur (1 – 2 kg/pohon) secara rutin, yakni minimum 6 bulan sekali.
  2. Penuhi kebutuhan unsur hara mikro. Di daerah dengan curah hujan tinggi, sering terjadi kekurangan hara mikro seperti boron. Karena itu, perlu pemberian pupuk mikro, seperti solubor dengan cara disemprot ke daun atau diberi borax dosis 100 g/pohon setiap 6 bulan sekali.
  3. Berikan pupuk KNO3 secara teratur untuk menyediakan hara N dan K yang seimbang. Dosisnya 40 – 50 g/pohon dan diberikan setiap bulan, karena pepaya berbuah sepanjang musim.
  4. Pada musim hujan banyak terjadi pencucian hara. Karena itu lakukan penyemprotan pupuk KNO3 ke daun tanaman dengan konsentrasi semprot 2 g/liter setiap 2 minggu sekali.
  5. Kendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan gulma secara rasional.

F. Mencegah Kosong Buah (Skip)

Pepaya merupakan tanaman yang peka terhadap perubahan lingkungan, terutama ketersediaan air.Jika terlalu basah atau terendam, akar membusuk lalu tanaman mati.Namun, pada tanaman yang mengalami kekeringan dalam jangka waktu tertentu, terjadi kegagalan pembentukan buah yang ditandai kosongnya batang dari buah di bagian tertentu. Keadaan ini disebut skip. Skip sangat merugikan karena dapat menurunkan produksi.

Berikut ini beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mencegah skip buah :

  1. Tanam pepaya pada periode yang mempunyai kecukupan air seperti pada awal musim hujan. Kecukupan air pada periode ini akan meningkatkan proporsi tanaman yang menghasilkan bunga lengkap.
  2. Tingkatkan kapasitas tanah untuk mengikat air, terutama pada tanah yang padat atau sangat porous. Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik secara teratur, minimum setiap enam bulan sekali. Untuk tanah yang padat perlu diberi pupuk organik setiap empat bulan sekali. Pemberian pupuk tersebut paling pada akhir musim hujan dengan dosis 5 – 10 kg/pohon. Tujuannya agar tanah di sekitar perakaran mampu mempertahankan air dan meningkatkan perakaran tanaman. Dengan cara ini, kelembaban tanah dapat dipertahankan selama mungkin.
  3. Menyediakan irigasi (irigasi tetes sangat baik) yang cukup, sehingga tanaman mendapatkan air yang cukup. Tanaman tidak boleh dileb (digenangi air), karena pepaya tidak tahan genangan. Idealnya, pepaya membutuhkan air sekitar 70 liter/minggu.

G. Penentuan Saat Panen

Umumnya, pepaya dapat dipanen pada umur 165 hari atau 5,5 bulan setelah bunga mekar. Namun, tingkat kematangan buah yang akan dipanen biasanya disesuaikan dengan daerah tujuan pemasaran buah. Umur panen buah yang akan dijual ke daerah lokal – yang dekat dengan lahan penanaman – berbeda dengan buah yang akan dijual ke daerah yang jauh, bahkan untuk ekspor.

Berdasarkan tingkat kematangan buah, buah yang akan dipasarkan ke pasar lokal yang dekat dengan lahan penanaman biasanya dipanen pada tingkat kematangan mengkal. Sementara itu, untuk buah yang akan dipasarkan ke daerah pemasaran yang jauh dari lahan penanaman, dipanen pada tingkat kematangan tua. Hal ini bertujuan agar buah matang tepat saat tiba di daerah pemasaran.Berikut ini beberapa tingkat kematangan buah pepaya.

  1. Buah Muda. Buah muda adalah buah yang masih dalam proses pertumbuhan. Bentuk, bobot dan komposisi buah muda tergolong belum lengkap. Kulit buah muda berwarna hijau muda dan masih banyak mengandung getah. Daging buah dan bijinya masih berwarna putih. Jika dipetik lalu diperam atau dikarbit, buah muda tidak akan matang sempurna. Warna kulit dan daging buahnya pucat, sedangkan rasa daging buahnya tawar. Bahkan, jika dikarbit rasa daging buah muda bisa menjadi pahit. Buah muda umumnya diolah menjadi sayur.
  2. Buah Tua (Green Mature Stage). Ciri yang tampak pada pepaya yang memasuki tahap buah tua berupa warna kulit buah yang masih hijau. Namun, getah buah pada tahap ini sudah banyak berkurang dan lebih encer. Daging buah sudah mulai memperlihatkan perubahan warna, tetapi masih terlalu keras untuk dikonsumsi.
  3. Buah Mengkal (Firm Ripe Stage). Pepaya mengkal memiliki warna kulit buah yang mulai menguning, terutama di bagian ujung buah. Daging buah masih keras, tetapi warnanya mulai berubah.
  4. Buah Masak (Ripe Stage). Kulit buah masak telah berwarna kuning atau kuning kemerahan. Daging buah lunak dan berwarna kuning, jingga atau merah menyala. Rasa buah pada tahap ini manis, segar, beraroma dan berair banyak.
  5. Buah Lewat Masak (Over Ripe Stage). Tahap ini adalah tahapan buah yang sudah terlalu masak. Beberapa bagian buah terdapat bercak antraknosa yang ditumbuhi cendawan. Kulit dan daging buahnya sudah terlalu lunak, bahkan buahnya berasa pahit.

Sumber: Workshop IKA Faperta IPB

5 thoughts on “Sukses Bertanam Pepaya Unggul (Bagian 2)”

  1. Meinarti Norma Setiapermas

    Saya tertarik dengan website ini. Informasi sangat ringkas namun lengkap

  2. Apakah pepaya calina ini dapat dibudidayakan dalam pot? mengingat luas lahan diperkotaan yang semakin sempit? Saya sangat tertarik untuk mencoba menanam nya namun tidak punya banya lahan dirumah? dan bila mau datang langsung ke PSI rute yang paling mudah dari bekasi mana ya? mohon arahan. Terimakasih

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.