Pertanian Sehat Indonesia

Saatnya Kembali ke Alami

Bogor – Pertanian Sehat Indonesia (PSI) dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2012, 5 Juni 2012 merangkum pendapat beberapa sumber sesuai tema tahun ini. H. Zakaria, Ketua Gapoktan Silih Asih di Bogor. Beliau di tahun 2011 menerima Dompet Dhuafa Award 2011 Kategori Agent of Change Bidang Lingkungan menuturkan, “Semakin cepat peduli kepada lingkungan akan semakin cepat pula lingkungan akan memberikan yang terbaik bagi kita.”

Direktur PSI, Jodi H. Iswanto mengungkapkan, “Lakukan pembangunan pertanian ramah lingkungan dengan pembangunan ekonomi, sosial dan ekologi.”

Seperti yang diutarakan Dwi Pendamping Klaster Mandiri Dompet Dhuafa di Blora – Jawa Tengah, hasil wawancara dengan Radam (Anggota Kelompok Tani Maju Karya) dan Amin (Ketua Inpoktan). “Pupuk dan pestisida kimia yang dalam penggunaannya terlampau berlebihan menjadikan kehidupan tanaman sekarang sudah tidak sebaik dulu lagi, tanah mulai mengeras, cepat mengering, penyakit tanaman semakin bermacam-macam, air sulit didapatkan dan cuaca sulit diprediksi.”

“Aktivitas manusia memang dapat memberikan perubahan kearah yang lebih baik dan dapat pula sebaliknya, dapat membuat perubahan yang justru lebih buruk, sebagai contoh pemanfaatan limbah baik dari sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak bisa dijadikan suatu pupuk ramah lingkungan yang dapat menjadikan tanah semakin gembur dan sehat kembali sedangkan penebangan hutan secara besar-besaran menjadikan tanah tidak dapat menahan air hujan sehingga ketika terjadi hujan yang cukup lebat akan terjadi banjir.”

“Ajakan Pertanian Sehat Indonesia – Dompet Dhuafa untuk kembali lagi menggunakan pupuk-pupuk yang ramah lingkungan (organik) merupakan suatu hal yang patut ditiru karena selain ramah lingkungan, permodalanpun dapat ditekan dan hasilnya juga sehat. Saya dapat merasakan sendiri penggunaan pestisida nabati untuk mengusir berbagai hama dan penyakit cukup efektif, berbiaya murah, dan ramah lingkungan.”

Pada bagian lain, Eko, pendamping Klaster Mandiri Kulon Progo menjelaskan, “Seringnya penggunaan pupuk kimia di lahan pertanian Karangwuluh, Kulon Progo membuat tanah menjadi keras. Dampaknya tanah menjadi lebih susah untuk diolah.”

“Beberapa petani yang telah mencoba pupuk organik sebagai pupuk dasar dalam bercocok tanam membuktikan sendiri bahwa pengolahan lahan menjadi lebih mudah. Sehingga tidak lagi sedikit petani yang mulai tertarik dan mencoba beralih untuk menggunakan pupuk organik,” tambahnya.

“Produksi pupuk kompos yang diprogramkan Pertanian Sehat Indonesia – Dompet Dhuafa mendukung kebutuhan petani dalam penyediaan pupuk. Sehingga selain kebutuhan pupuk petani yang dapat terpenuhi juga kebutuhan ekosistem tanah yang dapat dijaga untuk keberlangsungan lingkungan yang lebih baik.”

Lain halnya, Yusa Alfarigi, pendamping lapangan Klaster Mandiri Zona Madina, Bogor menuturkan, “ Manusia yang butuh pada lingkungan, diperlukan komitmen untuk beralih pada pertanian organik.”

“Tinggalkan kimia kembali ke alami, manusia sehat lingkungan mantap,” tambah Imam Abu Hanafi, pendamping lapangan Klaster Mandiri Lebak menanggapi Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2012. [dik]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.