VIVAnews – Lahan produktif di Indonesia telah lama menjadi incaran perusahaan dunia yang ingin mengembangkan bisnisnya di bidang pertanian dan kehutanan.
Bahkan, Indonesia termasuk dalam 20 negara yang menjadi bidikan para pemilik modal tersebut.
Hal itu terungkap dari laporan The Land Matrix Partnership berjudul “Transnational Land Deals for Agriculture in the Global South” yang diperoleh VIVAnews.
Laporan yang menggunakan analisis berdasarkan Land Matrix Database tersebut mengungkapkan kebutuhan lahan dari para pemodal asing di negara-negara berkembang terus menunjukkan gejala meningkat dan menyebar.
Analis itu menyebutkan, dari 84 negara yang menjadi bidikan pemodal asing, 70 persen lahan yang diincar berada di 11 negara. Dari 11 negara itu, tujuh di antaranya merupakan negara-negara yang mendiami Benua Afrika.
Bahkan, dari daftar 20 negara incaran pemodal asing untuk aktivitas akuisisi lahan, Afrika menyumbang separuhnya. Sudan, Ethiopia, Mozambik, Zambia, Kongo, dan Tanzania kini tengah menghadapi booming permintaan lahan baik dari segi luas areal maupun jumlah proyek.
Menguntit di belakangnya adalah Asia. Dari kawasan ini, lahan-lahan di Negara Asia Tenggara seperti Filipina, Indonesia, dan Laos merupakan bidikan pemodal asing. Negara lain berada di Asia Selatan seperti Pakistan dan India.
Di antara negara berkembang, Filipina merupakan negara di Asia Tenggara yang diketahui menjadi target akuisisi pemodal asing. Tak kurang dari 74 perjanjian dengan luas areal 6,6 juta hektare (ha) dikembangkan di negara tersebut. Jika merujuk pada data yang bisa diandalkan, luas areal yang dieksploitasi mencapai 5,2 juta ha.
Sementara itu, untuk Indonesia, proyek yang dikembangkan mencapai 24 perjanjian dengan luas lahan 3,36 juta ha (data lain menyebutkan 1,3 juta ha). Terakhir, Laos tercatat memiliki 40 perjanjian dengan luas areal 1,1 juta ha.
Benua terakhir yang menjadi bidikan adalah Amerika Latin seperti Brasil dan Argentina. Negeri Samba diketahui memiliki 32 perjanjian dengan areal seluas 3,7 juta ha. Data yang bisa diandalkan menyebutkan 2,1 juta ha.
Sementara itu, Argentina memiliki 27 perjanjian jual beli dengan luas lahan 2,7 juta ha. Baik Brasil maupun Argentina diketahui telah memiliki jalur distribusi bahan pangan yang telah berkembang.
Selain negara-negara tadi, Rusia dan Ukraina juga menjadi dua negara yang menjadi incaran pemodal asing yang ingin mengakuisisi lahan pertanian. (art)
Sumber: Vivanews