LEBAK – Warga Leuwidamar, Kabupaten Lebak – Banten melakukan sholat istisqo’ untuk memohon turun hujan, Kamis (30/8/2012) jam 07.30 WIB. Sholat ini dilakukan secara berjamaah di lapangan Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Kurang lebih sekitar 200 warga mengikuti shalat tersebut dan dengan khusu’ warga berharap mudahan-mudahan kemarau panjang yang melanda wilayah Kkabupaten Lebak kususnya Kecamatan Leuwidamar selama ini bisa segera berakhir dengan adanya hujan.
Menurut warga, beberapa tahun terakhir ini memang musim kemarau saat ini yang dirasa cukup lama. Sumber air dari sumur dan sungai mulai mengering. Kebutuhan air untuk keperluan hidup sehari-hari seperti mandi dan mencuci mulai terasa sulit. Di bidang pertanian banyak yang mengalami gagal panen dan lahan yang biasanya setelah panen tanah bisa diolah kembali sekarang kering tanpa ada aktivitas pertanian apapun.
Musim kemarau yang melanda sekarang ini secara hitungan ekonomi sangat merugikan masyarakat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mencatat Rp 80 miliar kerugian akibat kekeringan yang terjadi belakangan ini. Dampak kekeringan juga mengakibatkan rawan penyakit diare akibat kesulitan memperoleh air bersih. Karena itu, pemerintah daerah memberlakukan tanggap darurat mulai 14 Agustus sampai dengan 14 September 2012.
Di bidang pertanian, daerah yang mengalami kekeringan persawahan terjadi di 17 kecamatan dari 28 jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak (kabar-banten.com), salah satunya yaitu Kecamatan Leuwidamar yang merupakan fokus dari program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa di Kabupaten Lebak.
Musim kemarau saat ini sangat terasa khususnya bagi petani dampingan program Klaster Mandiri basis pertanian yang diusung Pertanian Sehat Indonesia – Dompet Dhuafa. “Aktivitas bertani terhenti karena lahan kekeringan, banyak petani yang beralih jadi kuli tambang dan ke kota untuk mencari pekerjaan lain,” seperti yang disampaikan salah satu petani di Leuwidamar.
“Dengan diadakannya sholat istiqo’ berjamaah ini mudahan-mudahan hujan turun secepatnya agar warga tidak kekurangan air untuk kebutuhan hidupnya dan petani bisa melanjutkan aktivitas pertanianya kembali,” kata Camat Leuwidamar dalam sambutannya pada acara tersebut. [IAH]