Hari ini, 5 Juni 2012 merupakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2012. Tema yang ditetapkan UNEP (United Nations Environment Programme) adalah “Green Economy: Does it include you?”. Tema ini menekankan pentingnya pelaksanaan ekonomi hijau oleh semua orang sesuai dengan proporsinya masing-masing baik pada tingkatan global, nasional hingga individu. Kunci dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup adalah peran serta dari semua komponen masyarakat.
Sedangkan Tema Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2012, “Ekonomi Hijau: Ubah perilaku, tingkatkan kualitas lingkungan”. Makna utama dari tema ini adalah pentingnya melakukan perubahan paradigma dan juga perilaku kita untuk selalu mengambil setiap kesempatan dalam mencari informasi, belajar dan melakukan tindakan demi melindungi dan mengelola lingkungan hidup. Dengan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Sedikitnya ekonomi hijau memiliki empat unsur, yaitu pengentasan kemiskinan, pekerjaan yang layak, pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan internalisasi lingkungan dalam semua aktivitas pembangunan. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden RI yang menentukan arah pembangunan dengan empat pilar, yaitu Pro Poor, Pro Jobs, Pro Growth dan Pro Environment. Dengan begitu, Ekonomi hijau yang dimaksud disini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan kesetaraan sosial yang juga dimaksudkan untuk mengurangi resiko kerusakan lingkungan.
Pada tataran nasional, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK (gas rumah kaca) dari kondisi business as usual sebesar 26% pada tahun 2020 dengan upaya sendiri dan sebesar 41% dengan bantuan internasional. Penurunan emisi GRK menuntut arah pembangunan yang rendah karbon yang seiring dengan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
Pada tataran lingkungan warga, telah diperkenalkan pula Program Bank Sampah, sebagai turunan dari konsep 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) berupa sistem yang menyerupai konsep perbankan dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber pendapatan atau dengan slogannya berupa From Trash to Cash (Dari Sampah Jadi Rupiah).
Untuk kalangan dunia usaha, sudah dijalankan Program Peringkat Kinerja Lingkungan Hidup (PROPER) dimana bagi perusahaan yang baik akan mendapatkan citra positif dan yang buruk akan mendapat hambatan pada aspek perbankan dan ketika akan go public.
Hal yang sangat penting pula dalam konteks ekonomi hijau ini adalah Indonesia sebagai negara megabiodiversity dapat menempatkan keanekaragaman hayati kita sebagai modal utama bagi pembangunan yang merupakan sumber pangan, energi dan bahan baku. Semakin tinggi potensi keanekaragaman hayati dengan adanya Protokol Nagoya yang merupakan kesepakatan internasional untuk mengatur pemberian akses dan keuntungan secara adil atas pemanfaatan kenakeragaman hayati berupa sumber daya genetik serta pengetahuan tradisionalnya.
Semua tataran ini merupakan perwujudan pembangunan berkelanjutan yang telah kita canangkan sejak lama. Indonesia selalu menjadi pionir dalam hal lingkungan hidup termasuk sejak pengembangan konsep pembangunan berkelanjutan pada Tahun 1972 di Stockholm. Kemudian, pada Tahun 1982, Kementerian Lingkungan Hidup berdiri dan pada tahun 1992 dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Berkelanjutan yang menghasilkan Agenda 21.
Pembangunan Berkelanjutan dengan ketiga pilarnya, yaitu Ekonomi, Sosial dan Lingkungan Hidup adalah konsepsi utuh sebagai pilihan terbaik bagi pembangunan di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia. Tahun 2012 ini bertepatan dengan 20 tahun pelaksanaan konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Berkelanjutan atau dikenal dengan Rio +20. Konferensi ini akan berlangsung pada akhir Juni 2012 untuk memperkuat komitmen global dalam implementasi pembangunan berkelanjutan pada semua tingkatan.
Upaya global tersebut akan sia-sia tanpa keterlibatan kita semua, kita dapat berbuat sesuai dengan proporsi kita, mulai dari sekarang. Misalnya, dengan bersepeda sebagai moda transport alternatif; menanam pohon yang tentunya diiringi dengan pemeliharaannya; pembuatan biopori untuk menambah cadangan air tanah; memilah sampah dan hemat energi.
Kutipan diambil dari sambutan MENLH Kepada Pemimpin Daerah Dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2012, Jakarta, 25 April 2012.