Tegal – Pemerintah terus memperbaiki kualitas produk hortikultura Indonesia khususnya peningkatan nilai tambah dan penanganan pasca panen agar bisa bersaing dipasar global. Demikian dikatakan Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono, MMA di Dusun Krajan, Desa Batumirah, Bumijawa, Tegal, Jawa Tengah pada Selasa (19/2/2013)Tegal – Pemerintah terus memperbaikikualitas produk hortikultura Indonesia khususnya peningkatan nilai tambah dan penangananpasca panen agar bisa bersaing dipasar global. Demikian dikatakan Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono, MMA diDusun Krajan, Desa Batumirah, Bumijawa, Tegal, Jawa Tengah pada Selasa (19/2/2013)
“Kita memiliki produkhortikultura yang berlimpah di kawasan dataran tinggi dan berpotensiuntuk diekspor. Saat ini yang terpenting adalah peningkatan nilai tambah danpenanganan pasca panen agar produk yang dihasilkan lebih diminati pasar,” katanya.
Mentan optimis, tahun ini Indonesia mampu meningkatkanekspor sayur ke Singapura antara 3 – 4 % mengingat masih banyaknya potensi datarantinggi yang dimiliki. “Asalkan diolah dengan baik mulai dari proses awalpenanaman hingga pasca panen, maka target ekspor dapat tercapai,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, produk hortikultura Indonesia saatini menempati 4% dari seluruh impor sayur mayur Singapura. Berdasarkandata, pada tahun 2011 eksporsayur mayur Indonesia mencapai 21.105 ton dari 487.336 ton total impor sayurmayur Singapura.
“Produk sayur – mayur kita memang sangat bersaing di Singapura, namun tantangannyabagi para petani kita, Singapura itu menerapkan syarat yang ketat terhadapproduk impor yang masuk ke negaranya, untuk itu pemerintah berupaya agar parapetani dapat terus meningkatkan penerapan GoodAgricultural Practices (GAP)” ujar Mentan.
Terkait dengan penanganan pasca panen produk hortikulturadi Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo mengatakan bahwa saat ini petanisudah melakukan pembudidayaan tanaman menggunakan green-house dan untuk pasca panennya menggunakan coldstorage. “Di singapura, banyak sekaliproduk hortikultura yang berasal dari Jawa Tengah. Hal ini menunjukan produkkita diterima di sana. Oleh karena itu, sekarang kita terusmemperbaiki cara pembudidayaan dan pengolahan pasca panennya. Seperti green house sudah kita terapkan di Tawangmangu danBaturaden dan ternyata hasilnya bagus,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah provinsi Jawa Tengah juga giatmembina kelompok tani hortikultura. “Saat ini sudah ada beberapa kelompok tani yangmenanam produk hortikultura seperti wortel, meskipun belum sampai diekspornamun produknya sudah masuk pasar modern dan tradisional,” jelas Bibit.
“Kita memiliki produkhortikultura yang berlimpah di kawasan dataran tinggi dan berpotensiuntuk diekspor. Saat ini yang terpenting adalah peningkatan nilai tambah danpenanganan pasca panen agar produk yang dihasilkan lebih diminati pasar,” katanya.
Mentan optimis, tahun ini Indonesia mampu meningkatkanekspor sayur ke Singapura antara 3 – 4 % mengingat masih banyaknya potensi datarantinggi yang dimiliki. “Asalkan diolah dengan baik mulai dari proses awalpenanaman hingga pasca panen, maka target ekspor dapat tercapai,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, produk hortikultura Indonesia saatini menempati 4% dari seluruh impor sayur mayur Singapura. Berdasarkandata, pada tahun 2011 eksporsayur mayur Indonesia mencapai 21.105 ton dari 487.336 ton total impor sayurmayur Singapura.
“Produk sayur – mayur kita memang sangat bersaing di Singapura, namun tantangannyabagi para petani kita, Singapura itu menerapkan syarat yang ketat terhadapproduk impor yang masuk ke negaranya, untuk itu pemerintah berupaya agar parapetani dapat terus meningkatkan penerapan Good Agricultural Practices (GAP)” ujar Mentan.
Terkait dengan penanganan pasca panen produk hortikulturadi Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo mengatakan bahwa saat ini petanisudah melakukan pembudidayaan tanaman menggunakan green-house dan untuk pasca panennya menggunakan coldstorage. “Di singapura, banyak sekaliproduk hortikultura yang berasal dari Jawa Tengah. Hal ini menunjukan produkkita diterima di sana. Oleh karena itu, sekarang kita terusmemperbaiki cara pembudidayaan dan pengolahan pasca panennya. Seperti green house sudah kita terapkan di Tawangmangu danBaturaden dan ternyata hasilnya bagus,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah provinsi Jawa Tengah juga giatmembina kelompok tani hortikultura. “Saat ini sudah ada beberapa kelompok tani yangmenanam produk hortikultura seperti wortel, meskipun belum sampai diekspornamun produknya sudah masuk pasar modern dan tradisional,” jelas Bibit.
Sumber: Departemen Pertanian