Tidak hanya aspek sosial, dampak bencana alam ini juga terkait dengan rusaknya sektor ekonomi masyarakat sekitar kawasan bencana. Terkait masalah sosial, bencana telah memberikan dampak besar berupa hilangnya sebagian anggota keluarga, tidak ada lagi kelembagaan sosial seperti perkumpulan, kelompok, paguyuban dan lain sebagainya. Demikian juga untuk dampak ekonomi, hampir semua keluarga telah kehilangan mata pencahariannya, sawah dan ladang rusak parah, banyak ternak yang mati dan hilangnya alat produksi pertanian.
Pada tahap awal, upaya pemulihan (recovery) pasca bencana telah banyak dilakukan oleh berbagai kalangan dengan fokus utama pada aktivitas sosial yang bersifat darurat seperti bantuan kesehatan, pemberian makanan dan kelengkapan rumah tangga, pemulihan mental akibat trauma bencana dan lainnya. Karena bantuan ini bersifat darurat, maka bagi masyarakat penerima bantuan tidak akan selamanya tergantung dengan bantuan-bantuan tersebut.
Pemulihan sektor ekonomi adalah salah satu cara yang paling rasional untuk dapat mendorong kemandirian masyarakat pasca bencana. Sementara untuk bantuan charity-sosial hanya bersifat darurat sembari menunggu pulihnya sektor ekonomi masyarakat. Perbaikan sektor ekonomi pada wilayah yang dekat dengan sumber bencana akan lebih efektif jika didasarkan pada potensi ekonomi lokal masyarakat seperti sektor pertanian. Penciptaan keunggulan sektor pertanian baik terkait komoditas tanaman pangan maupun sayuran (hortikultura) dapat dilakukan dengan melakukan aplikasi teknologi.
Dengan adanya Program Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana diharapakan mampu membantu petani dalam memulihkan kegiatan ekonomi berbasis pertanian sebagaimana yang telah mereka lakukan sebelum terjadinya bencana.