Bangkitnya Petani Gung Pinto
KARO – Sebagian besar masyarakat Desa Gung Pinto, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo berprofesi sebagai petani. Lahan yang terhampar luas sudah terbagi sesuai kepemilikannya. Sebagian lahan dioptimalkan sebagai lahan pertanian dengan komoditas hortikultura. Namun tidak jarang komoditas hortikulturanya sebagai tanaman tumpang sari dari tanaman kopi dan jeruk.
Lahan yang subur tersebut sempat ditinggalkan beberapa saat karena terjadi erupsi Gunung Sinabung. Sekembalinya masyarakat ke Desa Gung Pinto nyaris tanpa memiliki modal untuk bekerja. Pohon-pohon kopi dan jeruk yang selamat dirawat kembali dan yang rusak diganti dengan tanaman baru dengan cara menyisihkan keuntungan dari bertanam ubi, buncis dan lain-lain.
Seiring waktu berjalan, masyarakat mulai menanam komoditas sayuran yang sedikit lebih baik dalam harga jual. Komoditas sayuran yang ditanam diantaranya kentang, cabe, tomat, kol dan brokoli. Beberapa petani memperbaiki tanaman kopi dan jeruk.
Harga jual komoditas sayuran di Gung Pinto sering mengalami fluktuasi, seperti juga di wilayah areal pertanian sayuran di seluruh Indonesia. Saat harga komoditas sayuran turun hingga tidak menyisakan margin bagi petani, komoditas kopi dan jeruk masyarakat Desa Gung Pinto berfungsi sebagai tabungan. Hasil penjualan kopi dan jeruk untuk penutup kebutuhan rumah tangga dan anak sekolah atau keperluan lainnya.
Saat ini kondisi beberapa petani di Desa Gung Pinto, terutama yang tergabung dalam Paguyuban Maka Mehuli sedikit terbantu dengan adanya program Sinabung Bangkit yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa dan dibina oleh Pertanian Sehat Indonesia. Sistem pengelola dana bantuan Recovery Bencana Erupsi Gunung Sinabung sudah dijalankan dengan cukup baik. [Jodi]