Ketika Ipad bukan lagi Mimpi Mewah Anak Petani
MEDIA INDONESIA – SUDAH bukan rahasia umum jika potret kehidupan petani Indonesia masih jauh dari sejahtera. Penyebabnya ialah keterbatasan akses lahan sebagai akibat ketidakmampuan keuangan.
Tak ayal, itu menjadi warisan yang tak pernah berubah turun-temurun.Generasi penerus pun terjebak dalam lingkaran kemiskinan, menjadi petani guram.
Berangkat dari kondisi tersebut, berdirilah Bank Tani sejak 2005. Berbagai kemudahan ditawarkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani berikut generasi penerusnya. Uniknya, salah satu produk yang ditawarkan ialah tabungan kepemilikan Ipad bagi anak petani. Tujuannya membalik tempurung kehidupan petani agar melek terhadap perkembangan teknologi.
“Kita tidak ingin anakanak ke Jakarta melihat Ipad sebagai sesuatu yang aneh,“ ujar Pendiri Bank Tani Masril Koto di Jakarta, kemarin.
Lebih luas, Bank Tani menyediakan berbagai produk tabungan, antara lain tabungan ibu hamil, tabungan pendidikan, dan tabungan naik haji.
Tidak hanya itu, Bank Tani juga menyediakan fasilitas pinjaman. Salah satunya fasilitas kredit untuk pengemasan (packaging) hasil usaha yang dipasarkan.Pun fasilitas kredit untuk perbaikan alat produksi.
“Pinjaman Rp200 ribu hingga Rp500 ribu untuk memperbaiki alat produksi yang rusak,“ tuturnya.
Ide dasar pembentukan Bank Tani sederhana, selama ini petani memiliki keterbatasan untuk mengakses lembaga
keuangan sehingga sulit berkembang dan hidup sejahtera. Karena itu, tidaklah mengherankan jika potret
kehidupan petani dalam negeri memburuk saat ini, seperti keterbatasan lahan, kekurangan sumber daya manusia
(SDM), dan investasi swasta sulit berkembang. Bahkan tingkat kebersamaan antarpetani memudar, kepedulian kurang, serta pengangguran bertambah.
Karena itu, Masril membuat lembaga keuangan Bank Tani hampir satu dekade yang lalu di Batu Sangkar, Sumatra Barat. Hingga kini, jumlah Bank Tani di Sumatra Barat mencapai 850. Kepemilikan sahamnya dikuasai petani, sedangkan SDM yang berfungsi sebagai pengelola dilaksanakan anak mereka. “Tenaga kerja di Bank Tani sebanyak 1.500,“ kata dia.
Bank Tani juga menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) yang dihadiri petani dan memfasilitasi kegiatan seminar yang dihadiri akademisi. Acara itu bertujuan meningkatkan kepercayaan diri petani.Masril menambahkan, selain Bank Tani, ia menggerakkan mata pencaharian petani melalui pemanfaatan lahan untuk beternak ikan ataupun menanam sayuran di pinggir sawah.
“Program perbaikan bagi petani dikembangkan pada kawasan Indonesia Timur. Akan tetapi, proses itu membutuhkan waktu,“ ucapnya. (Anshar Dwi Wibowo/E-5)