Daya Beli Petani pun Tergerus 

MEDIA INDONESIA – DAYA beli petani mengalami penurunan.Ini terjadi karena kenaikan harga hasil produksi pertanian lebih rendah daripada lonjakan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani dan untuk keperluan produksi.

Hal itu tecermin dalam nilai tukar petani (NTP) yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik, kemarin. NTP Agustus 2014 turun 0,06% menjadi 102,06.

Penurunan terbesar terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mencapai 0,42% menjadi 102,45. Kemudian, NTP pangan tergerus 0,26% ke level 98,04.

Sementara itu, NTP hortikultura dan peternakan naik tipis. Kedua NTP itu naik 0,18% menjadi 102,43 dan 0,31% menjadi 107,07.

“Petani kembali mempertanyakan kinerja pemerintahan SBY di akhir periodenya dalam mengendalikan harga pangan, mengingat petani juga merupakan konsumen pangan,“ ujar Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih dalam keterangan resmi yang diterima Media Indonesia, kemarin.

Menurutnya, peningkatan produksi pangan tidak akan memberikan dampak negatif terhadap kesejahteraan petani.

Turunnya NTP terutama subsektor tanaman pangan yang berada di bawah 100, menurut Henry, menunjukkan masa depan yang suram. Hal itu akan memicu makin masifnya alih profesi petani.

Sebagaimana dilaporkan BPS, selama 1 dekade 2003-2013 jumlah rumah tangga tanaman pangan menurun 0,41% (padi), 20,4 % (jagung), dan kedelai (31,9%).

“Oleh karena itu, ini tugas yang tidak ringan bagi Jokowi untuk menahan mereka agar tetap memproduksi pangan.Bila tidak, alasan untuk tetap mengimpor pangan akan semakin rasional,“ tegasnya.(Wes/E-5)

Sumber: Media Indonesia, Rabu (3/9/2014), halaman 18

Pertanian Sehat Indonesia

http://pertaniansehat.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.