Pertanian Sehat, Butuh Praktek yang Serius
Ponorogo – Bukan petani kalo tidak sabar. Begitulah pomeo untuk menggambarkan karakter petani kecil secara umum di desa. Kesabaran para petani di desa tidak perlu diragukan lagi, meski hidup dengan ekonomi yang pas-pasan tetapi tidak lemah bekerja keras di sawah. Ponorogo – Bukan petani kalo tidak sabar. Begitulah pomeo untuk menggambarkan karakter petani kecil secara umum di desa. Kesabaran para petani di desa tidak perlu diragukan lagi, meski hidup dengan ekonomi yang pas-pasan tetapi tidak lemah bekerja keras di sawah. Karakter sabar dan pekerja keras merupakan modal penting untuk proses merubah cara kerja bertani saat ini dari pertanian tinggi input kimia menjadi pertanian sehat.
Tema membangun pertanian sehat dengan parktek langsung menjadi tema sentra pelatihan aplikasi teknologi pertanian sehat tepat guna (TPSTG) yang diselenggarakan di Klaster Mandiri Dompet Dhuafa Ponorogo atas prakarasa Pertanian Sehat Indonesia selama dua hari (19-20/02/14).
Secara khusus pelatihan aplikasi teknologi pertanian sehat bertujuan untuk memantapkan para petani dalam mempraktekkan model bertani ramah lingkungan. Pemateri pelatihan Deni Ejar, SP selain menyampaikan solusi praktis dalam pengendalian HPT dengan pendekatan pertanian sehat juga memotifasi unt tekun dalam masa transisi praktek pertanian sehat. Selain in door training, ada juga sessi praktek pengamatan hama-penyakit padi di sawah secara langsung dan cara pengendaliannya. Pelatihan berjalan lancar dan para petani antusias untuk mengikuti kegiatan yang penting ini guna mensukseskan target program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa.
Klaster Mandiri Basis Pertanian Dompet Dhuafa Ponorogo berada di Desa Kwajon, Bungkal, Ponorogo sudah berjalan hampir satu tahun. Dengan pendekatan intensifikasi mitra program, jumlah petani yang didampingi PSI berjumlah 54 Petani. Konsep pertanian sehat yang di usung PSI telah mendorong para petani mitra memulai menggunakan input rahah lingkungan dalam hal budidaya seperti penggunaan pupuk organik, PGPR dan melarang pemakaian pestisida kimia berbahaya.
Kelembagaan petani berupa kelompok tani dan induk kelompok tani (Inpoktan) telah berjalan efektif untuk pembinaan petani dan perintisan usaha komunitas seperti pengadaan saprotan dan pembelian gabah para petani mitra. Sukses untuk petani Kwajon!(MasDim).Karakter sabar dan pekerja keras merupakan modal penting untuk proses merubah cara kerja bertani saat ini dari pertanian tinggi input kimia menjadi pertanian sehat.
Tema membangun pertanian sehat dengan parktek langsung menjadi tema sentra pelatihan aplikasi teknologi pertanian sehat tepat guna (TPSTG) yang diselenggarakan di Klaster Mandiri Dompet Dhuafa Ponorogo atas prakarasa Pertanian Sehat Indonesia selama dua hari (19-20/02/14).
Secara khusus pelatihan aplikasi teknologi pertanian sehat bertujuan untuk memantapkan para petani dalam mempraktekkan model bertani ramah lingkungan. Pemateri pelatihan Deni Ejar, SP selain menyampaikan solusi praktis dalam pengendalian HPT dengan pendekatan pertanian sehat juga memotifasi unt tekun dalam masa transisi praktek pertanian sehat. Selain in door training, ada juga sessi praktek pengamatan hama-penyakit padi di sawah secara langsung dan cara pengendaliannya. Pelatihan berjalan lancar dan para petani antusias untuk mengikuti kegiatan yang penting ini guna mensukseskan target program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa.
Klaster Mandiri Basis Pertanian Dompet Dhuafa Ponorogo berada di Desa Kwajon, Bungkal, Ponorogo sudah berjalan hampir satu tahun. Dengan pendekatan intensifikasi mitra program, jumlah petani yang didampingi PSI berjumlah 54 Petani. Konsep pertanian sehat yang di usung PSI telah mendorong para petani mitra memulai menggunakan input rahah lingkungan dalam hal budidaya seperti penggunaan pupuk organik, PGPR dan melarang pemakaian pestisida kimia berbahaya.
Kelembagaan petani berupa kelompok tani dan induk kelompok tani (Inpoktan) telah berjalan efektif untuk pembinaan petani dan perintisan usaha komunitas seperti pengadaan saprotan dan pembelian gabah para petani mitra. Sukses untuk petani Kwajon!(MasDim).
3 Comments
pertanian memang butuh praktek langsung agar penerapan dilapangan baik
setuju..
pertanian kalo ga praktek sama saja bohong