Kalender Tanam Terpadu untuk Pertanian
Penggunaan dan optimalisasi data prakiraan cuaca dan kondisi metreologi serta geofisika di negara maju diolah sedemikian rupa hingga mampu menghasilkan informasi yang bisa dipergunakan oleh masyarakat.
Hal ini tentu penting dalam menghadapi dan mengantisipasi berbagai kondisi. Selain kebencanaan, informasi ini juga penting untuk bidang-bidang lain seperti penerbangan, informasi wisata, pertanian dan lain-lain.
Kemajuan informasi untuk bidang pertanian di Indonesia tentunya secara langsung maupun tidak langsung akan ikut andil dalam kemajuan pembangunan. Indonesia yang memiliki potensi pertanian sangat besar memerlukan berbagai perangkat untuk membangun sektor ini. Sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang cukup tentu akan sangat dasyat bila didukung oleh sumberdaya lain seperti teknologi dan informasi.
Upaya pengelolaan sumberdaya dan pencapaian produksi perlu didukung dengan perangkat keras (software) dan perangkat lunak (hardware). Salah satu perangkat lunak berupa informasi sudah disiapkan oleh pemerintah dalam hal ini Badan Litbang Pertanian. Perangkat itu adalah Kalender Tanam Terpadu (katam) yang disiapkan untuk setiap kabupaten. Diharapkan dengan memanfaatkan ini, petani dapat melihat waktu terbaik melakukan penanaman sekaligus mendapatkan rekomendasi penggunaan varietas dan pemupukan yang tepat.
Pendekatan pengembangan kalender tanam ini disusun berdasarkan kondisi aktual dilapang dan kondisi potensial dengan menggunakan analisis klimatologis. Kondisi aktual diketahui dari luas tanam dan insensitas penanaman, sedangkan kondisi potensial disimpulkan melalui analisis ketersediaan air berdasarkan curah hujan seperti pada Diagram alir penyusunan peta kalender tanam aktual dan potensial.
Katam diharapkan akan menjadi acuan awal untuk terus meningkatkan iklim kegiatan pertanian yang seharusnya menjadi tulangpunggung bangsa Indonesia yang agraris. Sosialiasi perlu dilakukan oleh petugas yang disiapkan dan melibatkan pihak lain yang bersentuhan dengan sektor pertanian. Kontroling, monitoring dan evaluasi yang terus menerus akan meningkatkan kualitas katam serta aplikasinya di sektor pertanian.
Tentu, keberhasilan membangun pertanian Indonesia tidak sekedar adanya katam ini karena masih diperlukan peran serta seluruh stakeholder dan pihak yang bersentuhan dengan bidang pertanian dari hulu hingga hilir. Kemauan untuk membuka diri dan saling memberikan komitmen bagi pembangunan pertanian menjadi kata kunci keberhasilan. [Jo]