Pupuk Hijau, Hadiah Alam untuk Memperbaiki Kesuburan Tanah (3)Pupuk Hijau, Hadiah Alam untuk Memperbaiki Kesuburan Tanah (3)
Oleh: Arulanandam Vakeesan, Tharshani Nishanthan, dan Gunasingham Mikunthan
Pupuk Hijau untuk Mengurangi Salinitas
Pada 26 Desember 2004, tsunami menerjang pantai timur semenanjung Jaffna, menghancurkan areal perikanan dan pertanian. Di Jaffna, lebih dari 300 acre tanah (kurang lebih 121 hektar) lahan budi daya dibanjiri air laut.
Sekitar 560 keluarga petani secara langsung terpengaruh gelombang pasang itu. Akibatnya, tanah dan badan air tawar menjadi bergaram. Lahan bawang, tembakau, cabe rawit, dan sayuran lainnya hancur total. Setelah tsunami, budi daya tanaman seperti itu gagal total. Tanaman yang dibudidayakan di tanah yang terkena tsunami tampak terbakar dan pertumbuhannya kerdil. Meski demikian, petani memecahkan persoalan ini dengan menggunakan pupuk hijau yang tepat. Mereka berhasil memulihkan tanah dalam waktu 4—6 bulan sejak bencana tsunami.
Daun asam jawa (Tamarindus indicus) yang sebagian layu digunakan sebagai agen pemulih salinitas yang baik oleh kebanyakan petani tradisional di daerah pantai. Metode itu dikenal efektif dikalangan petani. Daun asam jawa pada dasarnya sedikit asam, dan dapat menciptakan lingkungan yang sesuai untuk hidup mikroba tanah. Selain itu, Departemen Pertanian Sri Lanka mengadakan suatu proyek dengan seratus petani, untuk menyelesaikan masalah salinitas di tanah yang terkena tsunami. Benih finger millet (sejenis serealia di Afrika) didistribusikan kepada mereka. Setelah memanen millet ini, sisa-sisa tanaman dipendam ke dalam tanah dan dibiarkan terurai selama dua bulan. Menariknya, tanah mengalami pemulihan dan petani memperoleh manfaat. Mereka mulai kembali membudidayakan tanaman enam bulan setelah tsunami.
Selain itu, Pavetta indica, thespesia, intaran/nimba dan sunn hemp, juga efektif mengatasi salinitas dan digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Jenis-jenis tersebut dicampur dan dipendam ke dalam tanah dua kali, dengan selang enam bulan. Petani mengatakan bahwa menggunakan kombinasi pupuk kandang dan pupuk hijau dalam jumlah setara memberikan hasil menggembirakan dan meningkatkan produktivitas tanah yang terkena dampak tsunami. Meski demikian, di antara beberapa jenis pupuk hijau, daun asam jawa dan finger millet merupakan bahan terbaik dan bertindak sebagai agen pemulih salinitas yang cepat dan efektif. Pemulihan tanah alkalin pada dasarnya meliputi penggantian ion sodium dengan ion kalsium yang lebih sesuai. Terdapat hubungan erat antara pH tanah, tekanan parsial CO2 dan aktivitas ion kalsium di dalam tanah basa sebagaimana tanah yang terkena dampak tsunami di Jaffna. Bukti menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah jaringan tanaman dalam tanah semacam itu akan mempercepat produksi karbondioksida dan meningkatkan status kalsium tanah yang dapat larut.
Melalui kelompok-kelompok lokal dan organisasi-organisasi berbasis komunitas, petani memahami bahwa “tanah merupakan sumber daya komunitas dan cadangan aktif” dan “pupuk hijau adalah obat alam untuk tanah”. Pengertian ini mengilhami dan memperjelas konsep tersebut dan membantu memperdalam pengetahuan serta keterampilan untuk mengembangkan pengelolaan kesuburan tanah yang lebih terpadu.
Banyak petani memilih menggunakan pupuk hijau, dan mengungkapkan niatnya untuk memberi sumbangsih bagi kesinambungan pertanian jangka panjang melalui pengelolaan kesuburan tanah. Namun, saat ini pemakaian pupuk hijau belum dipraktikkan oleh semua petani. Bersama Departemen Pertanian dan Dewan Budi Daya Kelapa, Fakultas Pertanian Universitas Jaffna bekerja sama dengan petani untuk menunjukkan bahwa tanah sehat merupakan dasar untuk menghasilkan tanaman-tanaman sehat. Langkah selanjutnya adalah kegiatan yang dilakukan bersama petani dalam mengembangkan tanah yang sehat, seperti seminar, artikel koran, dan proyek-proyek yang mempromosikan pertanian organik. Mengingat kenyataan bahwa pupuk hijau tidak cukup tersedia, Fakultas Pertanian juga mempromosikan pupuk organik lain serta metodenya. Ini meliputi pembuatan kompos menggunakan cacing tanah, mempromosikan tanaman kesehatan, dan teknik wanatani.
Arulanandam Vakeesan
Asisten Dosen Tharshani Nishanthan
Dosen Gunasingham Mikunthan
Kepala dan Supervisor Riset Departemen Biologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Jaffna
P.O.Box 57, Thirunelvely, Jaffna, Sri Lanka.
E-mail: [email protected]; [email protected];
[email protected]
Sumber : Majalah Salam 24 Juni 2008