Panen Padi Semi Organik di Pematang Baru
Panen perdana padi semi organik di demplot Program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa di Desa Pematang Baru, Kecamatan Palas, Lampung Selatan dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2012.
Tim pendamping bersama masyarakat yang tergabung dalam Program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa mulai menyiapkan perlengkapan acara panen di lokasi Demonstrasi Plot (Demplot) yang terletak di hamparan sawah seluas 6.000 m2. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Dompet Dhuafa – Lampung Peduli – Karya Masyarakat Mandiri – Pertanian Sehat Indonesia di wilayah Palas, Lampung.
Padi yang ditanam di demplot ini menggunakan sistem semi organik. Lahan demplot masih dipupuk dengan menggunakan pupuk kimia seperti halnya petani di sekitar, walau jumlahnya sudah dikurangi. Untuk menjaga demplot dari hama penyakit petani menerapkan teknologi pengendalian dengan pestisida nabati yang dapat dengan mudah diperoleh diwilayah ini.
Jarak tanam yang dilakukan menggunakan pola tanam jajar le8gowo 2 : 1. Jarak tanam yang cukup asing bagi warga Pematang Baru. Pekerja yang menanam sawah demplot sempat tidak yakin dengan pola penanaman ini. Menurut mereka disela-sela legowo atau jarak antar padi masih bisa ditanami padi. Namun karena ini sebagai percontohan, agar dikerjakan sesuai panduan yang telah diberikan oleh Pertanian Sehat Indonesia (PSI). Hingga beberapa hari setelah tanam, padi masih terlihat sangat jarang dan “memprihatinkan”. Maklum satu lubang tanam hanya ditanam maksimal 3 bibit. Setelah dilakukan pemupukan pertama, mulai ada perubahan dan padi terlihat beranak. Perawatan yang cukup intensif membuat pertumbuhan padi sesuai harapan. Hama keong mas tidak menjadi kendala disini. Rumput pun enggan tumbuh. Seolah mendukung program ini berlanjut. Hingga panen tiba, perawatan sawah demplot dilakukan secara alami tanpa bahan kimia dan terasa lebih mudah karena menggunakan jajar legowo 2 : 1.
Upacara panen raya sengaja diadakan guna menandai dimulainya panen mitra pertanian Program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa di Desa Pematang Baru. Acara yang dihadiri oleh Yunias (Kepala Desa ematang Baru), seluruh ketua kelompok yang tergabung dalam ISM Sukamaju, petani dan perwakilan Dompet Dhuafa (Head OfLampung Peduli).
Hasil panen dari perlakuan pada sawah demplot ini hampir sama dengan hasil para petani lain yang menerapkan pola penanaman konvensional. Dilihat dari tonase dengan luas yang sama dan varietas yang sama, padi sawah demplot tak jauh berbeda. Sawah seluas 6.000 m2 menghasilkan gabah sebanyak 2.320 kg atau rata-rata 3,9 ton/ha. Dibandingkan dengan pola penanaman konvensional petani, dengan luas yang sama menghasilkan 2.350 kg gabah. Hasil ini masih berpotensi untuk ditingkatkan dengan penerapan teknologi pertanian yang baik dan benar. Salah satunya adalah mengembalikan kesuburan lahan sawah dengan perlakuan pertanian semi organik.
Dengan melihat hasil yang tidak jauh berbeda ini petani menyatakan sangat tertarik untuk menerapkan pola tanam ini, karena selain menghemat modal juga tidak tergantung dengan pasokan obat-obatan kimia serta pupuk di pasaran. Menurut Prihatin yang juga termasuk dalam kelompok ini, pola tanam ini lebih menguntungkan. Selain irit bibit, perawatannya mudah (karena legowo) dan mampu menghemat hinggga Rp 500.000,- per ha. Program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa di Desa Pematang Baru akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, dan diharapkan masyarakat di tempat lain mau mengembangankan pola ini. Baik disekitar Lampung atau bahkan di seluruh Indonesia.