Pertanian Tanpa Bahan Kimia Dijamin Lebih Sehat
BANTAENG – Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah menjamin produk pertanian tanpa penggunaan pupuk kimia akan lebih alami dan sehat dan dari segi hargapun akan berada di atas produk berbahan kimia.
“Kendalanya, produk pertanian tanpa kimia akan lebih mudah busuk. Tetapi dari segi rasa, dijamin lebih alami dan ramah lingkungan,” katanya pada Seminar Nasional Pertanian Berkelanjutan Berbasis Organik di Bantaeng, Minggu (10/6/2012).
Menurut Bupati, banyak daerah yang mengalami degradasi lahan akibat penggunaan pestisida. Fenomenanya bahkan banyak bermunculan hama yang aneh dan langsung merusak tanaman.
Di Bantaeng bahkan pernah, pohon alvokad terserang hama yang menyebabkan pohonnya mati. Persawahan terserang tungro dan berbagai jenis hama lainnya. Penyakit tersebut muncul karena musuh alaminya sudah hilang akibat penggunaan pupuk kimia.
Karena itu, kita ingin membangun pertanian yang sehat. Ini penting sebab Bantaeng memiliki lahan terbatas dan jumlah masyarakat yang mencapai 70 persen menggantungkan hidup di sektor pertanian.
Salah satu program yang dilakukan adalah dengan menetapkan dasar untuk menjadikan daerah berjuluk Butta Toa (Kota Tua) ini menjadi Kabupaten Benih Berbasis Teknologi sejak tiga tahun lalu.
Bupati menyambut baik pelaksanaan seminar ini untuk mendorong petani dan pelaku pertanian lainnya mengetahui pentingnya penggunaan pupuk alami. Kelompok tani selama ini sudah membangun rumah kompos bahkan beberapa rumah ternak sudah sinergi membuat pupuk organik.
“Saya sangat bersyukur karena petani juga menyambut program penggunaan pupuk alami sehingga menunjang posisi strategis Bantaeng di bagian selatan Sulsel sebagai Kabupaten Benih Berbasis Teknologi,” ujarnya.
Pemda juga menyiapkan berbagai fasilitas yang menjadi daya tarik baru seperti penyediaan fasilitas wisata Pantai Marina yang sudah dikunjungi ribuan orang dari berbagai daerah, terutama pada hari minggu.
Semua fasilitas tersebut membutuhkan fasilitas tambahan seperti restoran, industri kerajinan, buah-buahan dan kebutuhan lainnya. Ke depan, produksi buah dari Bantaeng juga akan mengisi kebutuhan buah di Pulau Dewata Bali.
Kerjasama antardaerah sudah dilakukan ditunjang pengembangan tanaman manggis 500 Ha, buah naga, duku yang dulu hanya ada di Palembang, Daikong Jepang untuk memasok kebutuhan restoran Jepang.
“Selain itu, masih ada pengembangan tanaman apel yang sudah mencapai 60 Ha, durian dan berbagai jenis buah lainnya yang bisa memberi sumbangsih terhadap pertanian nasional,” ujar Nurdin Abdullah.
Sumber: ANTARA