Petani dan Kemarau Panjang
Serang – Musim hujan yang tak kunjung datang, sumber air yang semakin berkurang ditambah lagi saluran irigasi yang rusak, membuat lahan – lahan pertanian di beberapa lokasi di Desa Siketug, Kec. Ciomas Kab. Serang menganggur atau tidak ditanami. Beruntung bagi para petani pemilik sawah yang dekat dengan sumber air karena masih bisa menanam padi, meski harus bergiliran pengairannya. Tapi sebaliknya bagi petani yang sawahnya jauh dari sumber air. Mereka hanya bisa melihat tanah sawahnya kering kerontang sambil berharap cepat turun hujan, karena hanya itulah yang bisa mereka lakukan.
Pada kondisi seperti itu, tidak sedikit petani yang beralih profesi dan memilih pergi ke Kota untuk bekerja sebagai kuli bangunan demi terpenuhinya kebutuhan sehari-hari mereka. Kalau kondisi seperti ini berlangsung terus, bagaimana kondisi pertanian kita nanti? Dan tanggung jawab siapa permasalahan ini?
Pertanian dan segala permasalahan yang ada di dalamnya tidaklah menjadi tanggung jawab petani itu sendiri, namun juga tanggung jawab kita bersama. Kalangan bisnis (perusahaan) harus berkontribusi terhadap pertanian, karena pertanian merupakan profesi primer yang mendukung semua aspek usaha. Yang paling utama adalah perhatian dari pemerintah lewat kebijakan yang adil bagi, misalnya pembangunan sarana pertanian, program-program pengembangan usaha petani dan sebagainya termasuk subsidi bagi para petani di musim panceklik seperti saat ini. Masyarakat umum juga bisa berperan serta dalam kepedulian terhadap nasib petani. Banyaknya lembaga non pemerintah yang melakukan dana sosial dari masyarakat bisa merupakan sarana untuk mempermudah donasi mereka.
Kontribusi masyarakat berupa dana zakat, infaq dan shodaqoh melalui Dompet Dhuafa salah satunya telah berwujud melalui Program Pemberdayaan Petani Sehat (P3S) dari Lembaga Pertanian Sehat – Dompet Dhuafa yang hadir di Desa Siketug, Kec. Ciomas, Kab. Serang, Banten yang fokus pada bidang teknologi pertanian ramah lingkungan, penguatan kelembagaan masyarakat, pengembangan usaha komunitas lokal, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan perluasan jaringan petani diharapkan dapat membantu sebagian permasalahan petani kita. Semoga dapat membuat petani disana tersenyum dan betah untuk menekuni profesinya meraup keberkahan pertanian. (IAH)